REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Sebanyak 149 pelajar SMP di Kabupaten Purwakarta, tak lulus Ujian Nasional (UN). Mereka tidak lulus karena tak mengikuti ujian akhir tersebut. Alasannya mulai dari menikah, hamil, sampai pindah sekolah.
Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purwakarta, Didi Garnadi mengatakan, mereka yang tidak lulus itu bukan karena nilainya jelek. Tetapi, karena memang tidak mengikuti ujian nasional (UN). Sehingga, ratusan pelajar tersebut dinyatakan tidak lulus UN.
"Kalau yang ikut UN, semuanya lulus," ujar Didi, kepada Republika.co.id, Selasa (14/6).
Menurut dia, saat UN SMP digelar, jumlah peserta yang terdata sebanyak 11.897 siswa. Ribuan siswa itu, berasal dari 413 sekolah. Termasuk sekolah satu atap. Akan tetapi, dari jumlah tersebut yang tidak ikut UN sebanyak 149 orang.
Angka siswa yang tidak ikut UN, lanjut Didi, sebenarnya relatif kecil jika dibanding dengan total jumlah peserta. Akan tetapi alasan mereka tak ikut UN ini bervariasi, termasuk ada yang terpaksa menikah dan hamil.
Dengan kondisi ini, berarti pembinaan di sekolah harus kembali ditingkatkan. Mengingat sampai saat ini banyak pelajar, terutama perempuan yang tidak lulus UN gara-gara dipaksa menikah atau hamil duluan. "Peran guru dan orang tua harus ditingkatkan lagi," ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purwakarta, Rasmita Nunung Sanusi, membenarkan bila 149 siswa SMP tidak lulus UN. Mayoritas mereka yang tidak lulus UN itu merupakan pelajar di SMP satu atap, serta statusnya sudah bekerja di luar kota. "Jadi, mereka tidak mau ikut UN. Padahal, sudah ada kesempatan untuk UN susulan," ujarnya.
Adapun pelajar yang gagal UN akibat menikah atau hamil duluan jumlahnya sedikit dibanding yang mengundurkan diri, pindah sekolah, dan bekerja. Meski demikian, mereka masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan ijazah persamaan SMP.
149 pelajar yang gagal UN ini disarankan untuk ikut paket B di tahun depan. Supaya mereka tetap mendapatkan ijazah setara SMP. "Sayangkan kalau tidak punya ijazah, makanya mereka disarankan supaya ikut ujian paket B. Termasuk pelajar yang menikah atau hamil duluan. Dipersilahkan untuk ikut ujian paket ini," jelasnya.