REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump menyebut banyak pengungsi Muslim mencoba merekrut anak-anak sebagai anggota kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pernyataan ini muncul terkait dengan adanya aksi penembakan di sebuah kelab malam di Florida.
"Pengungsi Muslim di negara ini telah mencoba mengambil alih anak-anak kita dan merekrut mereka untuk menjadi ISIS," ujar Trump, dilansir Express, Selasa (14/6).
Pengusaha itu menyerukan upaya intelijen AS yang lebih baik agar insiden seperti pembataian di kelab Pulse tidak terjadi lagi. Ia juga menegaskan kembali larangan bagi Muslim yang mencoba masuk ke negara itu, hingga ada sistem pemeriksaan menjadi lebih baik.
Pria berusia 70 tahun ini menjelaskan betapa banyak orang yang memiliki pandangan anti-AS. Hal ini menurutnya banyak datang dari mereka yang beragama Islam.
"Kami harus mengatakan kebenaran bagaimana Islam yang radikal masuk ke wilayah negara ini," kata Trump.
Selain itu, Trump juga mengkritik Presiden AS Barack Obama yang mengklaim intelijen negara sudah bekerja dengan baik. Bahkan, sikap Obama yang menolak menggunakan istilah Islam radikal juga mengherankan baginya.
"Dia (Obama) tidak akan menjadi lebih baik dibanding orang lain dengan menolak menggunakan istilah itu," ujar Trump.
Sebelumnya dalam cicitan di jejaring sosial Twitter, Trump meminta semua orang berdoa bagi korban penembakan di kelab gay Orlando. Ia juga mempertanyakan kapan warga AS siap menjadi lebih cerdas dan waspada terhadap aksi terorisme yang dinilai terkait dengan Islam itu.
"Saya menghargai ucapan selamat bahwa pandangan saya tentang Islam yang radikal itu tepat. Namun, yang paling penting kita waspada," ujar Trump.