REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kurang dari satu bulan, di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terdapat dua kasus pembunuhan terhadap gadis yang usianya di bawah 20 tahun. Pembunuhan tersebut ternyata dilakukan oleh orang terdekatnya.
"Memang sangat miris, belum sebulan sudah dua nyawa gadis melayang di tangan orang terdekat korban. Ini menunjukan, kasus kejahatan dan kekerasan terhadap wanita di Kabupaten Sukabumi sudah bisa dikatakan darurat," kata Ketua Harian Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, Elis Nurbaeti, Selasa.
Adapun dua kasus pembunuhan terhadap gadis tersebut yakni Heti Sulastri (19) buruh PT Nina 1 Parungkuda, warga RT 27 RW 05 Desa Berkah, Kecamatan Bojonggenteng yang dibunuh oleh pacarnya sendiri pada 30 Mei 2016.
Kemudian belum lama ini gadis yang tinggal di Kampung Sungapan, Desa/Kecamatan Kadudampit, Angesti Sistiani (19) juga tewas akibat dibunuh oleh pria yang mencintainya.
Baca juga, Gara-Gara Ditolak, Tukang Bubur Bunuh Gadis Pujaan.
Menurut dia, dari penelusuran pihaknya, ternyata kedua gadis ini tewas oleh orang yang mencintainya. Bahkan, kedua gadis yang masih belia ini dibunuh karena konflik asmara, kendati berbeda motif.
Untuk, Heti motif pembunuhan yang dilakukan oleh orang dekatnya karena si korban cemburu dengan pacarnya. Karena cek-cok akhirnya pacarnya membunuh gadis itu.
Sementara untuk Angisti, gadis perantauan dari Lampung ini tewas karena menolak cinta seorang pria yang merupakan tetangga dekat korban.
Ia pun menilai kasus kekerasan, mulai dari penganiayaan hingga pembunuhan ternyata paling rawan dilakukan oleh orang terdekat dan mencintai korban.