REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut pakar komunikasi politik Universitas Muhammadiyah Jakarta, Harmonis, semakin banyak partai besar yang mendekat ke gubernur pejawat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sudah bisa diprediksi sejak lama.
Hal itu semakin terlihat ketika KPK menyatakan tidak ada indikasi korupsi dalam kasus Rumah Sakit Sumber Waras. "Skenarionya sudah jelas Ahok diamankan, partai-partai akan merapat ke Ahok dengan alasan Ahok diterima publik," katanya, Selasa (14/6).
Ia mengatakan, hal ini memang belum dikaji dengan serius dalam tataran akademis. Namun, kata Harmonis, analisis sederhana tersebut akan sulit dibantah. Harmonis mengatakan, dari sekian banyak kasus tidak ada satu pun Ahok terbukti terlibat.
Hal ini, menurut Harmonis, membuktikan ada suatu kelompok atau personal yang memiliki pengaruh besar di belakang Ahok. Harmonis menambahkan, mengetahui begitu besarnya pengaruh yang ada di belakang Ahok, partai-partai pun akan ikut merapat.
Harmonis menambahkan, partai politik di Indonesia cenderung pragmatis. Partai politik di Indonesia akan mengikuti atau mendekat kepada calon atau tokoh yang memiliki pengaruh yang besar di masyarakat atau elite. "Padahal, saya berharap seperti Golkar dapat memberikan alternatif yang lain, tapi pola pikirnya pragmatis," kata Harmonis.
Menurut Harmonis, tingginya popularitas Ahok hanya disebabkan banyaknya akun media sosial yang mendukungnya. "Di komunikasi kita belajar siapa yang memegang media, baik media sosial maupun konvensional, dia yang memegang opini," katanya.
Sebelumnya, Partai Golkar menyatakan mendukung Ahok. Saat ini beberapa partai politik, seperti Partai Nasdem dan Partai Hanura, menyatakan mendukung Ahok.