Rabu 15 Jun 2016 05:45 WIB

Satlak Prima dan Kemenpora Belum Senada Soal Target Emas Asian Games

Rep: Ali Mansur/ Red: Israr Itah
Ketua Satlak Prima Achmad Soetjipto mengikuti rapat dengar pendapat bersama Komisi X DPR RI di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (19/1).
Foto: Republika/ Wihdan
Ketua Satlak Prima Achmad Soetjipto mengikuti rapat dengar pendapat bersama Komisi X DPR RI di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satlak Prima menargetkan kontingen Indonesia meraih 31 medali emas pada ajang Asian Games 2018. Namun dengan persentase margin error yang mencapai 25 persen, realistisnya 23 emas bisa diraih Indonesia nantinya.

Itu disampaikan oleh Komandan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas, Achmad Soetjipto dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi X DPR, Selasa (14/6).

Dalam rapat itu, Soetjipto membeberkan 23 medali emas itu di antaranya didapat dari cabang panahan nomor recurve individual putra dan putri, balap sepeda yang ditarget lima medali emas, angkat besi dua medali emas, serta empat dari bulu tangkis.

Sebenarnya dengan target 31 emas itu sudah cukup bagi Indonesia untuk keluar sebagai juara umum Asian Games 2018.

Sayangnya, jumlah emas yang ditargetkan Satlak Prima itu tidak sama seperti yang diproyeksikan Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Gatot S Dewa Broto. Dia menilai, data yang dikeluarkan itu masih bersifat dinamis dan masih pembahasan di lingkup internal Satlak Prima.

"Saya tidak ingin penentuan itu (target) melalui tebakan. Target kami (Kemenpora) beda-beda tipis dengan Satlak Prima," kata Gatot usai RDP, Selasa (14/6).

Selain itu Kemenpora meminta agar diberikan tantangan ke Pengurus Besar (PB) cabang olahraga untuk menunjukkan apakan target itu realistis atau tidak. Menurut Gatot, apa yang dijelaskan oleh Satlak Prima menggunakan standar terhadap cabang olahraga yang belum resmi ditetapkan.

"Jumlahnya kemungkinan sama antara target yang diproyeksikan Kemenpora dan Satlak Prima," kata Gatot. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement