Rabu 15 Jun 2016 08:41 WIB

Penembakan Massal Buat AS Alami Krisis Kesehatan Publik

Anggota keluarga menunggu informasi dari polisi setelah tiba di dekat lokasi penembakan kelab gay di Orlando, Florida, Ahad, 12 Juni 2016.
Foto: AP Photo/Phelan M. Ebenhack
Anggota keluarga menunggu informasi dari polisi setelah tiba di dekat lokasi penembakan kelab gay di Orlando, Florida, Ahad, 12 Juni 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Penembakan massal terburuk dalam sejarah Amerika Serikat telah mendorong Asosiasi Medis Amerika (AMA) menyebut kekerasan dengan menggunakan senjata suatu "krisis kesehatan publik" dan mendesak Kongres mendanai riset atas masalah tersebut.

AMA, yang melakukan lobi atas nama para dokter, mengatakan pada Selasa (14/6) bahwa pihaknya akan menekan Kongres untuk meninjau ulang legislasi yang sudah berumur 20 tahun itu karena menghalangi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit melakukan riset atas kekerasan dengan menggunakan senjata.

Seorang pria berusia 29 tahun menembak 49 orang hingga mati dalam aksinya di sebuah klub malam kaum gay di Orlando, Florida, menjelang fajar pada Ahad. Pihak kepolisian Florida mengkategorikan penembakan massal yang sebagai tindakan terorisme.

Polisi menyebutkan penembakan diduga dilakukan oleh pria bernama Omar Mir Seddique Mateen (29), warga AS keturunan Afghanistan. Sitora Yusufiy, mantan istri Omar Mateen, mengatakan bahwa pria itu memang mengalami gangguan jiwa dengan tabiat kasar. Aksi penembakan di Orlando itu merupakan sejarah terburuk dalam penembakan massal di AS, yang oleh Presiden Barack Obama digambarkan sebagai aksi teror dan kebencian.

AMA mengadopsi kebijakan tersebut dalam pertemuan tahunannya di Chicago. Asosiasi ini menyebut kekerasan dengan menggunakan senjata di AS suatu krisis yang memerlukan tanggapan komprehensif dan solusi. "Dengan sekitar 30 ribu pria, wanita dan anak-anak sekarat tiap tahun akibat serangan dengan menggunakan senjata di sekolah-sekolah dasar, bioskop, tempat-tempat kerja, rumah-rumah ibadah dan televisi langsung, Amerika serikat menghadapi krisis kesehatan publik akibat kekerasan dengan penggunaan senjata," kata ketua AMA, Dr. Steven Stack, dalam suatu pernyataan.

"Bahkan ketika Amerika menghadapi suatu krisis yang tak ada saingan dari neegara-negara maju manapun, Kongres melarang CDC melakukan riset yang akan membantu kami memahami masalah-masalah terkait kekerasan dengan menggunakan senjata dan menentukan bagaimana mengurangi tingkat kematian dan cedera yang tinggi terkait penggunaan senjata api."

Kongres memberlakukan larangan-larangan atas CDC mendanai riset senjata ke dalam anggaran federal pada 1996 atas desakan dari pendukung hak penggunaan senjata yang mengklaim lembaga itu bias terhadap kendali senjata. AMA memiliki beberapa kebijakan keselamatan senjata yang telah berlaku lama termasuk dukungan legislasi yang menyerukan suatu periode menunggu sebelum pembelian jenis senjata api apapun di AS. Asosiasi itu juga mendukung pengecekan latar belakang bagi semua pembeli senjata.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement