REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Indeks FTSE 100, indikator utama pasar saham Inggris berakhir lebih rendah pada penutupan perdagangan Selasa (14/6). Indeks FTSE 100 turun 2,01 persen atau 121,44 poin menjadi 5.923,53 poin.
Anglo American memimpin kerugian (top losers) dari daftar saham-saham unggulan atau blue chips dengan penurunan harga 5,84 persen. Selanjutnya, diikuti oleh saham Antofagasta yang jatuh 5,30 persen, Berkeley Group Holdings merosot 4,17 persen dan BHP Billiton berkurang 4,09 persen.
Sementara itu, bursa saham Tokyo dibuka turun pada Rabu (15/6), karena kekhawatiran investor tentang referendum pekan depan meningkat, yang mungkin bisa melihat Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa (Brexit).
Pada pukul 09.15 waktu setempat, indeks Nikkei-225 di Bursa Efek Tokyo kehilangan 75,54 poin atau 0,48 persen dari tingkat penutupan Selasa, menjadi diperdagangkan pada 15.783,46. Sementara itu, indeks Topix dari seluruh saham papan utama, jatuh 4,92 poin atau 0,39 persen menjadi diperdagangkan pada 1.267,01.
Saham-saham yang jatuh pada awal perdagangan, terdiri dari perbankan, tenaga listrik dan gas serta saham-saham yang terkait besi dan baja.
Kondisi serupa juga dialami pasar saham Australia yang dibuka lebih rendah pada Rabu (15/6).Indeks acuan S&P/ASX200 turun 28 poin atau 0,54 persen menjadi 5.175,3, sementara indeks All Ordinaries turun 27,8 poin atau 0,53 persen menjadi 5.254,4.
Pada pembukaan, ANZ turun 1,51 persen, Commonwealth Bank of Australia turun 1,3 persen, National Australia Bank turun 1,36 persen, dan Westpac kehilangan 1,32 persen. Rio Tinto dibuka 2,51 persen lebih rendah, sedangkan BHP Billiton turun 3,93 persen. Woodside turun 0,48 persen.
Sedangkan saham-saham di bursa Cina dibuka lebih rendah pada Rabu (15/6), dengan indeks komposit Shanghai melemah 0,97 persen menjadi diperdagangkan pada 2.814,69 poin. Indeks komposit Shenzhen yang melacak saham-saham di bursa kedua Cina, dibuka 1,05 persen lebih rendah menjadi diperdagangkan pada 9,790,88 poin.
Ikuti Whatsapp Channel Republika