REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Otoritas keagamaan terkemuka Mesir, Al-Azhar, mengutuk keras penembakan di Orlando, Florida. Al-Azhar mengingatkan kemungkinan insiden itu dimanfaatkan untuk retorika anti-Muslim. Hal itu termasuk apa yang dilakukan oleh sejumlah politikus AS
Al-Azhar menyebut penembakan itu sebagai tindakan keji yang tak sesuai dengan nilai toleransi umat Islam. Umat Islam di Barat diimbau untuk mengikuti ajaran Islam yang mengajarkan akhlakul karimah.
Al-Azhar mengingatkan, jika masalah ini tidak disikapi dengan benar, maka akan memicu insiden lanjutan yang dimanfaatkan oleh kelompok teroris. Menurut Al-Azhar pembunuhan secara ilegal sama saja membunuh seluruh manusia.
Baca juga, Trump: Tak Mau Salahkan Radikal Islam, Obama Harus Mundur.
Sebelumnya, calon kandidat presiden AS dari Partai Republik Donald Trump menyerang Presiden Barack Obama karena tak mau menyebut Radikal Islam terkait penembakan di Orlando. Trump pun menyeru agar Obama mundur.
"Dalam pidatoya hari ini, Presiden Obama secara memalukan menolak untuk menyebut 'Radical Islam'. Untuk alasan itu, ia harus mundur," ujar Trump dalam pernyataannya, Ahad.
"Jika Hillary Clinton, setelah serangan ini tak mau menyebut 'Radikal Islam' maka ia harus mundur dari pertarungan presiden ini," katanya menambahkan.
Serangan Orlando yang dilakukan Omar Marteen merupakan terburuk dalam sejarah Amerika Serikat. Sebanyak 50 orang tewas dalam serangan di sebuah kelab malam pada Ahad malam.