Rabu 15 Jun 2016 13:12 WIB

Hindari KDRT, Didik Anak dengan Pola Asuh Rasul

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Winda Destiana Putri
Mendidik Anak (Ilustrasi)
Mendidik Anak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Fenomena kekerasan yang terjadi saat ini, semakin miris dan memprihatinkan. Karena, banyak generasi penerus bangsa yang tidak berkarakter dan layu sebelum berkembang.

Menurut Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat, Netty Prasetyani, akar penyebab dari tindakan kekerasan adalah kemiskinan dan relasi kuasa.

"Faktor pendukungnya pernikahan dini, disharmoni dan kesalahan pola pengasuhan anak serta dipicu dengan konsumsi miras dan terpaparnya pornografi," ujar Netty pada Tausiyah Jalan Cinta Ramadhan 2 yang digagas oleh Majelis Da’arul Akhirat (MDA) di Mesjid Agung TSM Bandung, Selasa Malam (14/6).

Menurut Netty, umat Muslim sebenaranya bisa mendidik anak sesuai pesan dari Nabi Muhammad SAW. Yakni, didiklah anak untuk mengenal nabinya. Serta, kenalkan dan pahamkan tentang makna keluarga seperti keluarga Nabi.

"Kenalkan Alquran pada anak-anak," kata Netty.

Netty berharap, di Bulan Ramadhan ini keluarga di Jawa Barat dapat membangun kebersamaan agar memastikan anak tidak terkena virus dan pengaruh dari luar. Karena, dibentengi oleh imunitas yang kuat serta tanamkan nilai-nilai agama yang baik hingga dewasa.

Hakikatnya, kata dia, sebagai orang tua seharusnya menjaga, menyayangi dan melindungi anak-anak. Bukan sebaliknya yang melakukan kekerasan dan penelantaran yang menyebabkan kerawanan sosial sekarang ini.

"Tidak dipungkiri juga kemajuan teknologi dapat mempengaruhi pergeseran nilai dan pola pengasuhan terhadap anak," kata Netty.

Netty menjabarkan, ada beberapa jenis orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak-anak. Antara lainn orang tua nyasar yang ingin anaknya soleh tetapi tidak dapat memberi contoh dan teladan, orang tua bayar dengan mencari tempat yang mampu mencetak prestasi membangun akhlak anak dan  orang tua sadar yaitu orang tua yang mengerti bagaimana mendidik dan menyayangi anak mereka untuk membentuk karakter anak yang sholeh.

Dikatakan Netty, timbulnya kerawanan sosial salah satunya dipicu oleh kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kekerasan yang dilakukan oleh pelaku, mempunyai pengaruh besar terhadap kesejahteraan masyarakat dewasa ini.

Bahkan, kata dia, Menurut Kementerian Pertahanan RI, kerawanan sosial merupakan suatu keresahan yang berkepanjangan.

Ini, diakibatkan oleh proses konflik yang ditimbulkan oleh perbedaan pendapat suatu masyarakat/kelompok golongan tertentu, dengan pemecahan dan penyelesaian masalah yang tidak memuaskan masyarakat/kelompok golongan tertentu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement