REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan menjelaskan pemilihan nama Komjen Pol Tito Karnavian menjadi calon tunggal kapolri karena pertimbangan panjang Presiden Jokowi. Luhut mengatakan, inti pemilihan Tito karena Presiden ingin memperbaiki internal Polri.
Luhut mengatakan, dengan Tito menjadi Kapolri maka masa jabatan yang lama akan membuat Tito bisa lebih fokus memperbaiki internal Polri. Selain itu, menurut Luhut, Tito mempunyai reputasi yang bagus dan bisa berhubungan baik dengan para seniornya.
"Pertimbangannya presiden merasa membutuhkan perbaikan di tubuh Polri. Pak Tito lebih lama kan. Kemudian reputasinya kan juga bagus dan dia ke senior dia juga bisa berhubungan dengan baik," ujar Luhut saat ditemui Republika di Kantornya, Rabu (15/6).
(Baca Juga: Jokowi Ajukan Tito Karnavian Sebagai Calon Tunggal Kapolri)
Luhut berkata, pemilihan Kepala BNPT itu juga termasuk dalam tiga nama yang disodorkan Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) dan Kompolnas ke Presiden. Hingga pada akhirnya, Presiden menjatuhkan pilihannya kepada Tito Karnavian.
"Wanjakti sudah mengerucutkan tiga nama dan Tito jadi salah satunya. Presiden juga memakai banyak pertimbangan. Gak hanya dari Wanjakti, juga dari tingkat kepercayaan publik terhadap Pak Tito," ujar Luhut.
(Baca Juga: PDIP: Pencalonan Tito Sebagai Kapolri Berpotensi Picu Turbulensi)