REPUBLIKA.CO.ID, ORLANDO -- Dewan juri federal telah mempertimbangkan untuk menjerat istri pelaku penembakan kelab gay di Orlando, Florida, Noor Salam ke pengadilan. Terlebih ia mengetahui rencana suaminya melakukan penembakan massal.
Insiden itu menjadi kasus penembakan massal dengan jumlah korban tewas terbanyak sepanjang sejarah modern Amerika Serikat.
"Tampaknya ia (Noor Salman) mengetahui apa yang terjadi," kata Senator AS Angus King, Rabu (15/6) waktu setempat.
Salman sedang berada dengan Mateen ketika suaminya itu mengemukakan rencana untuk menetapkan target-target serangan pada dua bulan lalu. Beberapa tempat yang menjadi sasarannya yakni Disney World, Disney Springs dan kelab malam Pulse, demikian dilaporkan CNN dan NBC.
(Baca juga: Penembak Orlando Mengaku Berteman dengan Pelaku Bom Boston Maraton)
Mateen tewas ditembak oleh polisi setelah penyanderaan berlangsung selama tiga jam di kelab Pulse pada Ahad dini hari. Ia sebelumnya menelepon nomor darurat, 911, ketika sedang melakukan penembakan massal untuk menyatakan kesetiaan kepada berbagai kelompok ISIS.
Para penyelidik federal mengatakan ia kemungkinan telah meradikalisasi diri dan tidak ada bukti bahwa ia telah mendapat perintah ataupun bantuan dari kelompok-kelompok di luar seperti ISIS.
Mateen, warga negara Amerika Serikat berusia 29 tahun, lahir di New York dari orang tuanya yang imigran asal Afghanistan dan pernah bekerja sebagai penjaga keamanan.
"Ia terlihat marah, terganggu, anak muda tidak stabil yang menjadi radikal," kata Presiden Barack Obama kepada para wartawan.
Angel Colon, korban luka yang masih hidup mengatakan Mateen melakukan aksi ganasnya secara sistematis. Ia menyusuri kelab yang penuh dengan orang-orang, yang sudah tersungkur. Ia tampak ingin memastikan bahwa mereka mati.