Kamis 16 Jun 2016 19:07 WIB

DPR Minta Jokowi Panggil Senior-Senior Tito Karnavian yang 'Dilangkahi'

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bilal Ramadhan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Tito Karnavian menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/4).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Tito Karnavian menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Presiden Joko Widodo, diminta untuk memanggil senior Komjen Pol Tito Karnavian mulai dari angkatan 83, 84, 85, 86, untuk menjelaskan secara langsung mengapa angkatan mereka dilangkahi. Pemanggilan tersebut dilakukan agar penunjukan Tito sebagai calon Kapolri berjalan dengan lancara.

''Panggil pentolan di masing-masing angkatan, disampaikan keinginannya ke depan, dan titip Tito untuk mendukung agar ke depannya institusi kepolisian lebih baik,'' kata anggota Komisi III DPR Nasir Djamil, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (16/6).

Menurutnya, tidak ada salahnya memangil senior Tito, supaya proses pencalonan Kapolri berjalan dengan elegan, sehingga Tito tidak ditinggalkan dan diabaikan oleh senior-seniornya. Karena angkatan yang dilongkapi akan berpikir mengapa angkatannya tidak diperhitungkan oleh presiden.

''Supaya tidak ada gejolak dan melawan dengan diam. Mereka mendengar langsung dari presiden dan meminta membantu pilihan dia,'' ucapnya.

Ia khawatir, kalau tidak ada komunikasi yang dibangun oleh presiden, akan ada gejolak yang bisa menggangu sistem kaderisasi Polri. Presiden bisa meminta kepada Jenderal senior, untuk bisa mengelola angkatannya, sehingga semua angkatan terakomodir dengan baik dan tidak menimbulkan keputusaan.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai, ada kecenderungan dari mayoritas anggota DPR untuk mempermudah dan mempercepat pencalonan Tito. Karena, ia menganggap sebagai simbolisasi dari percepatan akselerasi dari reformasi di tubuh kepolisian.

Mudah-mudahan, kata dia, dengan mengangkat sosok yang lebih muda, Presiden konsisten untuk meyakinkan kepolisian negara untuk berbenah dan mengambil kembali peran-peran utamanya, khususnya dalam pemberantasan korupsi.

''Saya kira lebih cepat lebih baik, Kalau bisa dirapimpkan hari ini. Kalau bisa sebelum lebaran kita sudah punya calon Kapolri baru,'' ucap Fahri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement