REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berencana menjadikan Saritem sebagai kampung kreatif. Pemkot akan mengubah image kawasan itu dari salah satu tempat prostitusi menjadi berkonsep Islami.
"Selama ini orang tahunya Saritem sebagai tempat prostitusi, kami ingin memutus semua image prostitusi menjadi kampung kreatif dengan konsep islami," kata Camat Andir Nofidi di Balai Kota Bandung, Kamis (16/6).
Menurutnya, mengubah image Saritem merupakan desakan dari banyak warga yang mendiami wilayah yang terletak di Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir itu. Masyarakat sudah jenuh dan resah dengan situasi Saritem.
Tak hanya bernuansa Islami, Nofidin juga menyebutkan akan menghadirkan industri-industri kreatif yang berasal dari warga Saritem. Industri seperti pembuatan kaos, batik, dan kuliner menjadi penopang perekonomian baru sehingga tak lagi bergantung pada dunia malam.
Ia mengaku akan menggiatkan pemasaran produk kreatif warga Saritem nantinya. Mengingat di Kecamatan Andir terdapat Pasar Baru yang juga menjadi pusat perbelanjaan tak hanya wisatawan nasional tapi juga mancanegara.
Dengan potensi tersebut, ia yakin industri kampung kreatif Saritem juga bisa dikembangkan. Termasuk mendatangkan wisatawan untuk berkunjung melihat daya tarik Saritem.
"Nggak cuma ke Pasar Baru, kami rencanakan ada paket tur juga. Jadi kalau ada turis datang dialihkan ke Saritem lihat mural kaligrafi, juga bisa beli produk kreatif warga," tuturnya.
Menurutnya dengan melihat situasi dan motivasi warga yang telah merubah Saritem, maka pelaku-pelaku prostitusi akan tergeser dengan sendirinya. Sehingga lambat laun betul-betul hilang.
"Syukur kalau mereka bisa bertobat, tapi paling tidak mereka akan risih dan sadar," ucapnya.
Sebelumnya mendengar nama Saritem, pikiran terbayang pada kawasan prostitusi terkenal di Kota Bandung. Hiruk pikuk kehidupan malam dihiasi para wanita penjaja kenikmatan sesaat bagi para lelaki hidung belang.