Jumat 17 Jun 2016 17:24 WIB

BMKG: Gangguan Awan Kumulonimbus Bersifat Siklus Harian

Red: Yudha Manggala P Putra
Awan mendung menyelimuti langit Jakarta, pertanda hujan segera turun.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Awan mendung menyelimuti langit Jakarta, pertanda hujan segera turun.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Iklim Sicincin, Sumatera Barat, menyampaikan gangguan awan kumulonimbus atau yang membawa hujan di suatu daerah sifatnya harian dan bergerak periodik.

"Karena siklusnya harian, jadi saat ada curah hujan tinggi berarti dalam tiga hari atau maksimal seminggu gangguan per harinya akan berakhir," kata Peneliti Muda BMKG Stasiun Iklim Sicincin Sugeng Nugroho saat dihubungi dari Padang, Jumat (17/6).

Ia menyampaikan siklus seperti itu ialah fenomena jangka pendek saja, namun bisa terjadi berulang. Untuk wilayah Sumbar, pada beberapa hari terkahir awan kumulonimbus bergerak dari arah Samudera Hindia sehingga daerah yang lebih terdampak ialah pesisir pantai.

"Kecuali kalau ada fenomena tertentu yanh memicu peristiwa jangka panjang, tentu kemungkinan terjadi hujan menjadi lebih sering," katanya.