REPUBLIKA.CO.ID, CAMP TARIQ -- Sesaat sebelum matahari terbenam di Camp Tariq, tentara Irak yang kelelahan dan tentara yang baru pulang dari garis depan menyiapkan hidangan berbuka puasa di bulan suci Ramadhan ini. Camp Tariq merupakan markas operasi dalam pertempuran merebut kembali Kota Fallujah yang dikuasai ISIS.
Di sebuah mes di komplek markas tersebut, makanan dalam wadah styrofoam dibagikan kepada prajurit saat matahari tenggelam. Sedangkan jenderal, mayor dan tentara berpangkat kolonel berkumpul di sekitar meja di aula mes.
Operasi membebaskan Fallujah, sekitar 65 kilometer di barat Banghdad, diumumkan pada 22 Mei dan masih berlangsung hingga Ramadhan ini. Pertempuran itu terbukti bukan perkara mudah karena ISIS menguasai Fallujah jauh lebih lama dibanding kota lain di Irak. Kedua pihak mengatakan bulan suci ini berdampak signifikan.
Di sebuah tenda kamp dimana tentara tumpah ruah dalam operasi menggempur ISIS itu sekelompok petempur suku dari provinsi Anbar di mana Fallujah berada, menggelar karpet dan matras tipis di samping kendaraan tempur mereka. Di atas karpet itulah menu iftar diletakkan untuk berbuka.
Selama Ramadhan, Muslim menahan diri dari makan atau minum dari fajar hingga tenggelamnya matahari. Baru-baru ini ulama berpengaruh Irak menekankan, orang yang berperang tidak perlu berpuasa jika mereka yakini hal itu akan mempengaruhi kemampuan di medan perang. Kendati demikian, banyak prajurit Irak yang tetap menjalankan ibadah puasa meski kondisinya berat dan teriknya sengatan matahari musim panas.