Sabtu 18 Jun 2016 14:32 WIB

Pemerintah Diminta Terbitkan Produk Hukum Usai Batalkan Perda

Rep: Agus Raharjo/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua DPP PPP Reni Marlinawati (kiri)
Foto: Antara
Ketua DPP PPP Reni Marlinawati (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah diminta untuk menerbitkan produk hukum setelah melakukan pembatalan pada sejumlah Peraturan Daerah (Perda). Hal ini untuk memberikan hak pada Pemerintah Daerah atau masyarakat luas untuk melakukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi pada produk pemerintah yang telah membatalkan Perda.

“Pemerintah semestinya juga menerbitkan produk hukum saat membatalakan Perda, bisa berupa Peraturan Presiden,” tutur Ketua Fraksi PPP di DPR RI, Reni Marlinawati, Sabtu (18/6).

Reni menambahkan, selain itu, penerbitan peraturan yang akan menggantikan Perda yang dibatalkan merupakan pewujudan administrasi sebuah negara. Kalau memang ada yang keberatan dengan peraturan yang diterbitkan pemerintah saat membatalkan Perda, masyarakat berhak untuk mengajuan uji materi atas peraturan yang diterbitkan tersebut.

Politikus PPP ini juga mengatakan, pemerintah sebaiknya segera mengumumkan Perda-Perda yang dicabut. Hal ini menjadi hak dari setiap daerah untuk mengetahui Perda mana yang dibatalkan oleh Kementerian Dalam Negeri.

Pemda juga berhak untuk mengetahui Perda apa saja yang dibatalkan Menteri Dalam Negeri untuk prosedur hukum yang harus dilakukan oleh Pemda dan DPRD dalam menggelar sidang paripurna dengan mengagendakan pencabutan peraturan tersebut secara legal formal.

“Kami mendesak Mendagri menjelaskan kepada masyarakat tentang Perda-perda yang dibatalkan tersebut,” tegas Reni.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement