REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Humas Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Gorontalo menegaskan bahwa pemadaman terjadi akibat adanya gangguan pada sistem, bukan karena daya yang tidak mampu.
Kepala Bagian Humas PLN Gorontalo Syaiful Jalil, Sabtu (18/6), mengatakan, dalam beberapa hari terakhir ini sering terjadi pemadaman aliran listrik di Gorontalo. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada sistem.
Dia menjelaskan, gangguan yang sering terjadi karena faktor alam seperti pohon tumbang akibat tiupan angin yang kencang, kabel yang putus serta seringkali ada benang layangan yang "nyangkut".
Menurut dia, saat ini Gorontalo tidak ada krisis listrik karena telah diresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dengan kapasitas 4X25 mw oleh Presiden Jokowi awal Juni 2016.
"Gorontalo tidak akan kekurangan daya listrik, malahan mampu menyuplai kebutuhan untuk daerah tetangga," kata Syaiful.
Dia menjelaskan, saat ini beban puncak listrik pada sub sistem kelistrkan Gorontalo adalah 85 mw, dengan jumlah pelanggan sampai Mei 2016 sebanyak 235.000, mampu di atasi oleh PLTG yang baru tersebut.
Malahan, kata Syaiful, dengan adanya PLTG tersebut saat ini PLN Gorontalo menargetkan untuk menambah sebanyak 35.000 pelanggan yang masih berstatus menunggu.
"Faktor gangguan alam memang menjadi salah satu momok untuk aliran jaringan di setiap daerah," kata Syaiful.
Dia menambahkan, pelanggan tidak perlu khawatir akan terjadi krisis listrik di Gorontalo, apalagi saat ini PLN Gorontalo sedang mengupayakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas di Kecamatan Anggrek Gorontalo Utara.