REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Harga tabung gas elpiji kemasan tiga kilogram di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mencapai Rp 30 ribu akibat terjadi kelangkaan sehubungan meningkatnya permintaan masyarakat untuk keperluan memasak selama Ramadan 2016.
"Kami terpaksa membeli elpiji kemasan tiga kilogram itu karena di sini sulit mendapatkan gas," kata Aminah (45), seorang ibu rumah tangga warga Kecamatan Cilograng Kabupaten Lebak, Sabtu (18/6).
Selama dua pekan terakhir, pasokan elpiji kemasan tiga kilogram menghilang. Masyarakat bisa mendapatkan gas tersebut harus pergi ke pangkalan yang berada di Malingping dengan jarak tempuh puluhan kilometer.
Oleh karena itu, pihaknya berharap pemerintah daerah menertibkan kenaikan elpiji tiga kilogram tersebut. Saat ini, harga elpiji kemasan tiga kilogram mencapai Rp 30.000/tabung. "Kami keberatan dengan harga sebesar itu karena harga eceran tertinggi Rp 16.400," katanya.
Ia mengatakan, semestinya pedagang pengecer menjual elpiji kemasan tiga kilogram Rp 20-23 ribu per tabung.
Sebab harga elpiji di tingkat agen atau penyalur resmi dijual sebesar Rp 16.400 per tabung.
"Kami berharap pemerintah daerah melakukan operasi gas untuk menstabilkan harga itu," katanya.
Maman (50 tahun), warga Bayah Kabupaten Lebak mengaku, dirinya bingung kenaikkan harga gas elpiji tiga kilogram itu. Ia terpaksa menggunakan bahan bakar kayu untuk keperluan memasak karena harga elpiji kemasan tiga kilogram mencapai Rp 30 ribu per tabung.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Orok Sukmana mengatakan, saat ini kebutuhan pasokan gas elpiji tiga kilogram untuk masyarakat tujuh juta tabung. Namun, kuota yang diberikan oleh PT Pertamina baru sebanyak enam juta tabung atau 18 matrik ton.
Karena itu, pihaknya berharap kekurangan satu juta tabung bisa direalisasikan, sehingga tidak terjadi kelangkaan.
"Kami berharap Pertamina dapat merealisasikan penambahan kuota elpiji itu," katanya.