REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra, Andre Rosadie mengungkapkan ada beberapa hal yang perlu segera diklarifikasi Komisaris Jenderal Tito Karnavian sebelum dilantik sebagai Kapolri.
Andre menjelaskan dua hal yang harus segera diklarifikasi, berkaitan dengan netralitas Tito dan Pilkada DKI. Meski begitu, ia mengatakan pada dasarnya Gerindra mengapresiasi atas dipilihnya Komjen Tito Karnavian sebagai calon tunggal.
"Kami menghormati Presiden Jokowi yang mengusulkan Tito Karnavian atas dasar prestasi dan kapasitasnya yang mumpuni untuk memimpin Polri ke depan. Tetapi ada dua hal yang perlu Komjen Tito klarifikasi kepada masyarakat luas," katanya.
Andre membeberkan, persoalan pertama berkaitan dengan isu netralitas. Menurut dia, seluruh rakyat Indonesia tahu bahwa pada nama Tito Karnavian ikut dicatut dalam rekaman 'Papa Minta Saham'. Muncul isu, Tito yang menjabat Kapolda Papua waktu itu ikut memenangkan Presiden Jokowi lewat noken.
Wasekjen Gerindra itu mengatakan, pihaknya tidak ingin Tito masih menjadi tim sukses Jokowi apabila nantinya sudah dilantik sebagai Kapolri.
Harus diklarifikasi bahwa Tito tidak berpolitik praktis karena Polri milik rakyat bukan kelompok tertentu. Andre juga mempermasalahkan kedekatan Tito dengan Gubernur DKI Jakarta, Ahok.
"Dalam rangka pilkada DKI, Komjen Tito diketahui punya hubungan baik dengan Ahok. Ini juga perlu diklarifikasi, jangan sampai Polri ke depan diseret-seret ke Pilkada DKI," jelasnya.