Ahad 19 Jun 2016 21:10 WIB

Keunggulan Hillary atas Trump Turun pasca-Insiden Orlando

Rep: melisa riska putri/ Red: Joko Sadewo
Calon presiden AS Hillary Clinton dan Donald Trump.
Foto: Reuters/Lucy Nicholson/File Photo
Calon presiden AS Hillary Clinton dan Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Hasil jajak pendapat oleh Reuters Ipsos menyebutkan, Donald Trump tertinggal dari Hillary Clinton dalam pemilihan presiden pekan ini. Namun angka keunggulan Hillary merosot pasca-penembakan di Orlando.

Jajak pendapat yang dilakukan sejak Senin hingga Jumat itu menunjukkan Clinton, bakal calon Partai Demokrat unggul  10,7 poin di kalangan pemilih dibanding Trump. Angka tersebut turun dari 14,3 persen pada Ahad, ketika seorang pria menyatakan kesetiannya pada kelompok militan dan menewaskan 49 orang di Orlando, Florida.

Terkait kasus tersebut, Trump meminta untuk mempertajam proposal keamanan. Ia bahkan akan memblokir imigrasi ke AS dari negara manapun dengan sejarah 'terorisme' jika terpilih sebagai presiden. Ini senada dengan sumpah Trump sebelumnya setelah serangan di Paris dan California tahun lalu, untuk melarang masuknya semua Muslim ke AS.

"Dia juga menyerukan langkah-langkah untuk membuatnya lebih sulit bagi tersangka teroris untuk mendapatkan senjata api," kata laporan jajak pendapat.

Sekitar 45 persen orang Amerika mengaku mendukung ide Trump untuk menghentikan imigrasi Muslim. Angka ini meningkat dari 41,9 persen pada awal bulan ini.

Sementara itu, sekitar 70 persen orang Amerika termasuk mayoritas Demokrat dan Republik mengatakan ingin melihat setidaknya peraturan moderat dan pembatasan senjata. Angka ini naik dari 60 persen pada jajak pendapat serupa 2013 dan 2014 lalu.

Terkait pembantaian Orlando oleh Omar Matten, Clinton terfokus pada kebutuhan untuk meningkatkan pengumpulan intelijen. Ia juga menekankan perlunya kekalahan kelompok militan ISIS dan apa yang disebut jihad radikal terorisme, dibanding mengutuk Muslim Amerika. Ia juga mengulangi panggilan untuk tindakan pengendalian senjata yang lebih ketat, sermasuk larangan senjata serbu.

Seperti biasa, setelah terjadinya serangan besar 'terorisme' memunculkan kekhawatiran semua orang dewasa di level teratas. Mereka mengkhawatirkan dampak ekonomi, kesehatan dan isu-isu utama lainnya.

Jajak pendapat selama lima hari ini rata-rata menunjukkan bahwa 45,5 persen pemilih Amerika cenderung mendukung Clinton, sementara 34,8 persen mendukung Trump. Sebanyak 19,7 persen sisanya tidak mendukung dua kandidat tersebut.

Pada Ahad, dukungan Clinton berasa di angka 46,6 persen sementara Trump hanya 32,3 persen.

Jajak pendapat oleh Reuters/Ipsos ini dilakukan secara online dalam bahasa Inggris. Resonden adalah orang dewasa yang tinggal di daratan AS, Alaska dan Hawaii. Jajak pendapat memiliki interval kredibilitas, ukuran akurasi jajak pendapat sebesar 3,4 poin persentase.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement