Senin 20 Jun 2016 13:14 WIB

Berkas Kasus Korupsi La Nyalla Telah Dinyatakan P-21

Rep: Mabruroh/ Red: Bayu Hermawan
 Tersangka kasus tindak pidana korupsi dana hibah Kadin Jawa Timur La Nyalla Mattaliti menjalani pemeriksaan di Jam Pidsus Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (9/6).(Republika/Raisan Al Farisi)
Tersangka kasus tindak pidana korupsi dana hibah Kadin Jawa Timur La Nyalla Mattaliti menjalani pemeriksaan di Jam Pidsus Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (9/6).(Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berkas perkara kasus dugaan tindak pidana korupsi dana hibah Kadin Jawa Timur dengan tersangka La Nyalla Mattalitti dinyatakan telah lengkap (P-21).

Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur, Maruli Hutagalung mengatakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) telah menyatakan berkas tersebut lengkap sejak Jumat (17/6) pekan lalu.

"Benar sudah P-21 untuk kasus tindak pidana korupsi. Sementara untuk kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) masih dalam tahap penyidikan," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Senin (20/6).

Seperti diketahui kasus ini bermula setelah ada temuan penyelewengan dana hibah dan bantuan sosial untuk membeli saham Bank Jatim. Kemudian laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) perihal terdapat transaksi mencurigakan dari rekening La Nyalla.

Transaksi mencurigakan ini berjumlah miliaran rupiah yang mengalir pada rekening anak dan istri ketua non aktif PSSI ini. Selanjutnya La Nyalla pertama kali ditetapkan sebagai tersangka oleh Penyidik Kejaksaan Tinggi Jawa Timur pada 16 Maret 2016.

Setelah sebelumnya La Nyalla memenangkan pra peradilan sebanyak tiga kali dan dalam kemenangan itu La Nyalla bersembunyi di Singapura.  Kemudian La Nyalla dideportasi oleh pihak imigrasi Singapura pada Selasa (31/5).

Selanjutnya La Nyalla dipulangkan Indonesia dan mulai menghuni rumah tahanan Salemba Cabang Kejaksaan Agung pada Rabu  (1/6).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement