Senin 20 Jun 2016 13:47 WIB

Dirut Commuter Line Sindir Dewan Transportasi Kota Jakarta

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Esthi Maharani
KRL Commuter Line jurusan Bogor.
KRL Commuter Line jurusan Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT KAI Commuterline Jabodatebek (KCJ) Muhammad Nurul Fadhila menyindir diskusi yang diadakan Dewan Transportasi Kota Jakarta. Menurutnya lebih baik menjalankan program kerja ketimbang hanya berbicara dalam forum saja.

Ia mengakui petugasnya di lapangan memang kerap kesulitan menghadapi gelombang penumpang KRL. Ia pun beranggapan daripada waktu habis untuk berdiskusi, akan lebih baik jika otoritas yang berwenang turun langsung melihat kondisi di lapangan.

"Kami (KCJ) yang bawa orang ke Jakarta waktu pagi dan bawa pulang mereka lagi pas sore hari. Kita butuh eksekusi jangan banyak ngobrol enggak ada gunanya sementara orang kita di lapangan teriak-teriak," katanya dalam diskusi integrasi KRL dan bus Transjakarta, Senin (16/6).

Ia mengakui jumlah penumpang terus bertambang hingga mencapai 850 ribu orang per hari di tahun 2016. Angka ini meningkat jika dibadningkan tahun sebelumnya yakni 700 ribu penumpang per hari.  Menurutnya, integrasi moda transportasi Jakarta sudah seharusnya segera dilakukan, terutama KRL dan Transjakarta.

"Peron stasiun enggak harus dihubungkan dengan halte Transjakarta. Asal trotoarnya nyaman, orang pasti mau jalan kok," ujarnya.

Namun, dari sekian banyak stasiun dan halte, hanya segelintir yang sudah terintegrasi dengan baik. Salah satunya, stasiun Tebet, Jakarta Selatan.  Ia menyebut stasiun Tebet sebagai salah satu contoh integrasi yang baik antara KRL dan bus Transjakata.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement