REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana banjir dan longsor melanda hampir seluruh Kabupaten Jawa Tengah pada 18 Juni lalu. Sebanyak 35 orang dilaporkan tewas akibat bencana tersebut dan masih ada kemungkinan jumlah itu bertambah.
Kepala Pusdatin Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, anomali cuaca karena fenomena La Nina menjadi salah satu penyebab bencana di Jawa Tengah.
"Penyebabnya karena hangatnya suhu muka laut di atas normal perairan Indonesia Barat dan masuknya aliran massa udara basah dari samudra," katanya, Senin (20/6).
Ia mengungkapkan, BNPB telah memerintahkan semua Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi banjir, longsor, dan angin puyuh.
Ribuan rumah di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur terendam banjir, Minggu (19/6). Selain itu, sejumlah daerah di Jawa Tengah bahkan mengalami bencana tanah longsor akibat hujan deras yang mengguyur sepanjang akhir pekan.
Sutopo mengatakan, Kabupaten Purworejo menjadi daerah yang terparah dilanda bencana. Pada saat ini, BNPB tengah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan penanganan darurat banjir dan longsor.
"Logistik dan peralatan di gudang BPBD telah dikerahkan untuk membantu masyarakat terdampak bencana," katanya.
Pencarian korban hilang, tambah dia, juga masih terus dilakukan oleh tim gabungan dan tim reaksi cepat yang telah berada di lokasi. "Tim SAR gabungan dan tim reaksi cepat terus melakukan pencarian korban hilang dan proses evakuasi," katanya.
Ia menambahkan, BNPB juga telah mengerahkan pesawat tanpa awak untuk melakukan kajian cepat dampak bencana.