REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ramadhan tahun ini, Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah (Lazis) Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) terpanggil untuk membantu para mualaf yang berada di wilayah pelosok. Berdasarkan laporan para da’i DDII yang ditempatkan dipedalaman, Kepala Humas Lazis DDII Nurbowo menyebutkan masih banyak ditemukan para mualaf yang berada dalam kondisi memprihatinkan terutama dalam hal kelengkapan perangkat ibadah shalat.
Padahal tingkat beribadah para mualaf saat Ramadhan bisa dibilang cukup tinggi dibanding dengan hari-hari biasa. Dia mengatakan menjadi mualaf di daerah minoritas Muslim bukanlah perkara yang mudah.
“Para mualaf tidak memiliki perangkat pendukung untuk shalat terutama mukena bagi mualaf wanita,” ungkap Nurbowo kepada Republika, Senin (20/6).
Daerah yang mendapat bantuan mukena untuk mualaf adalah daerah yang masuk kategori terpencil, terasing dan minoritas dan minoritas serta secara umum mengalami kemiskinan secara spiritual dan material diantaranya Pulau Seram, Mentawai, Nias dan lain sebagainya.
Menurut Nurbowo, permintaan mukena mualaf terbilang cukup tinggi yaitu berkisar antara 50 sampai 100 mukena per daerah binaan. Mukena-mukena ini diproduksi oleh para santri binaan Lazis DDII dan akan disalurkan langsung dari Pondok Yatim Birul Walidain, pondok yatim binaan Lazis DDII.