Senin 20 Jun 2016 14:56 WIB

43 Korban Tewas Pascabanjir dan Tanah Longsor di Jawa Tengah

Rep: c36/ Red: Esthi Maharani
BNPB
BNPB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 43 korban tewas akibat bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di 16 kabupaten wilayah Provinsi Jawa Tengah. Hingga Senin (20/6), pencarian korban hilang masih terus dilanjutkan oleh BPBD setempat.

Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan jumlah korban tewas terbanyak berasal dari Kabupaten Purworejo. Tercatat ada 27 korban tewas akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Purworejo, Jumat (18/6) lalu.

"Akibat banjir Purworejo, ada 22 warga tewas. Tanah longsor di sana menewaskan lima warga. Bencana banjir dan tanah longsor di Purworejo melanda sembilan desa di empat kecamatan," jelas Sutopo di Jakarta, Senin.

Selain puluhan korban tewas, banjir dan tanah longsor di Jawa Tengah juga menyebabkan 19 warga yang dinyatakan hilang dan 14 orang lain mengalami luka-luka. Seluruh korban yang tercatat berdasarkan pantauan BNPB hingga Senin pagi.

Berdasarkan pantauan BNPB, bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung terjadi akibat pengaruh hujan lebat secara  merata di wilayah Jawa pada Jumat lalu. Akibatnya, ada 16 kabupaten dan kota yang terdampak bencana.

Keenambelas kabupaten dan kota tersebut adalah Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kendal, Kabupaten Sragen, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Sukoharjo,Kabupaten Kebumen, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Klaten, Kabupaten Karanganyar dan Kota Solo.

Dari 16 wilayah tersebut, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Purworejo mengalami dampak bencana tanah longsor terparah. Kabupaten Kendal, Kabupaten Sukoharjo dan Kota Solo mengalami dampak banjir terparah.

Sutopo mengatakan, BNPB telah secara langsung membantu penanganan darurat di lokasi kejadian. Selain bekerjasama dengan pemda setempat untuk menyediakan logistik, tim reaksi cepat hingga saat ini masih tetap bekerja mencari korban hilang.

"Pencarian korban hilang terus dilakukan. Sebelumnya, pencarian terhenti akibat akses ke lokasi tertimbun tanah longsor," tambah Sutopo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement