Senin 20 Jun 2016 18:01 WIB

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Asal Pangandaran Terdampar di Malang

Rep: Christiyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah nelayan terpaksa mendorong perahu akibat dangkalnya air laut di perairan Serang, Banten, Rabu (27/4).Republika/Raisan Al Farisi
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah nelayan terpaksa mendorong perahu akibat dangkalnya air laut di perairan Serang, Banten, Rabu (27/4).Republika/Raisan Al Farisi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tiga kapal nelayan tradisional asal Pangandaran terdampar di pantai selatan Kabupaten Malang sejak Ahad (19/6) petang. Dua kapal terdampar di Pantai Kondang Merak dan satu kapal terdampar di Pantai Ngliyep. 

Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Bagio Setiono mengatakan tiga kapal nelayan tradisional itu berasal dari Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang,  Pangandaran, Jawa Tengah. 

"Mereka melaut sejak hari kedua puasa," kata Bagio saat dihubungi Republika.co.id, Senin (20/6).

Menurut pengakuan para nelayan, mereka nekat melaut meski gelombang sedang tinggi karena terdesak kebutuhan hidup. "Kalau tidak ada hasil tangkapan mereka tidak punya penghasilan," imbuh Bagio. 

Total ada tujuh awak kapal yang ada di ketiga kapal tersebut. Kondisi psikologis ketujuh awak kapal saat ini masih belum stabil karena terombang-ambing di laut berhari-hari. 

Rencananya, ketujuh nelayan akan dipulangkan ke Pangandaran melalui jalur darat. Mengenai jadwal pemberangkatan, dia masih belum bisa memastikan karena menunggu kondisi psikis nelayan lebih stabil. 

"Nanti akan kita carikan truk untuk pulang ke Pangandaran," kata Bagio. 

Ketujuh nelayan itu juga masih shock lantaran seorang rekan mereka hilang di Pantai Konang, Trenggalek. Nelayan yang hilang diketahui  bernama Kosim dan berusia 50 tahun.

Ia diduga terjun dari kapal saat mencoba menyelamatkan diri ketika kapal terbawa arus. Saat ini open SAR sudah dilakukan di Trenggalek untuk melacak keberadaan Kosim. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement