REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan operasi tim SAR gabungan untuk menemukan korban bencana banjir dan tanah longsor di Jawa Tengah akan diperpanjang sesuai kebutuhan. Operasi pencarian telah berlangsung sejak Jumat (18/6).
Menurut Sutopo, hingga hari ketiga pencarian, sudah ada 47 korban tewas dan 15 orang hilang akibat banjir dan tanah longsor di 16 kabupaten/kota wilayah Jawa Tengah. "Operasi SAR kami tetapkan selama sepekan sejak Jumat hingga Jumat (24/6). Operasi akan terus diperpanjang sesuai kebutuhan," jelas Sutopo di Jakarta, Senin.
Pihak BNPB menerjunkan lima tim penyelamat ke Jawa Tengah. Selain tim dari pusat, penanganan bencana juga dipimpin langsung oleh bupati setempat bersama tim BPBD, Tagana, TNI, Polri dan relawan. Selain tim, pemda juga mendirikan posko kesehatan, posko informasi dan dapur umum.
Data yang dihimpun dari BNPB, daerah yang mengalami longsor terparah adalah Kabupaten Purworejo. Longsor di daerah tersebut terjadi di sembilan desa yang berada di empat kecamatan.
Tim SAR gabungan kini masih melakukan pencarian korban di Purworejo. Pencarian yang dilakukan oleh 200 orang tim difokuskan di Desa Caok, Kecamatan Loano. Sebelumnya, pencarian sempat terhenti akibat akses jalan tertimbun tanah longsor.
Baca juga, 43 Korban Tewas Pascabanjir dan Tanah Longsor di Jawa Tengah.
Sementara itu, bencana banjir terparah terjadi di Kabupaten Kendal, Kabupaten Sukoharjo dan Kota Solo. Banjir di Kendal melanda 37 desa yang berada di tujuh wilayah kecamatan. Di Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo berdampak kepada 9.690 keluarga. Akibat banjir di tiga wilayah itu, ada ribuan rumah warga yang masih terendam banjir. Beberapa ruas jalan mengalami kemacetan akibat air banjir yang belum surut.