REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Sebanyak tiga ekor sapi di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo diduga mati karena terkena wabah bakteri antraks. Plh Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan (Disbunak) Provinsi Gorontalo, Agustina Kilapong mengatakan selain tiga sapi yang sakit dan mati mendadak akibat antraks, ada juga tiga warga yang positif terkena antraks kulit.
"Untuk sapi yang mati mendadak dan sakit adalah bibit lokal Gorontalo, bukan sapi yang didatangkan dari daerah lain," katanya, Senin (20/6).
Sapi yang mati akibat antraks tersebut telah dimusnahkan oleh Dinas Peternakan setempat dengan cara dibakar. Selain di Kabupaten Bone Bolango, daerah Kabupaten Gorontalo juga menjadi wilayah ditemukannya hewan ternak yang terkena bakteri antraks.
"Kita akan meneliti lokasi pertama ditemukannya kasus kematian sapi yang diduga akibat antraks yaitu di Desa Ulapato A, Kabupaten Gorontalo," kata Agustina lagi.
Sedangkan untuk kasus antraks di Kabupaten Gorontalo, total laporan yang masuk ke Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Gorontalo, 100 ekor lebih ternak yang terindikasi antraks.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, DKPP Kabupaten Gorontalo, Vivi Tayeb mengatakan, sebagai langkah pencegahan penyebaran wabah antraks, Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Gorontalo melakukan vaksinasi dan pengobatan.
Untuk total jumlah sapi yang telah divaksin oleh DKPP Kabupaten Gorontalo, telah mencapai 8000 ekor lebih sejak beberapa bulan terakhir.