REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Ekonomi Jerman Sigmar Gabriel berencana mengunjungi Presiden Rusia Vladimir Putin pada awal pekan depan untuk membahas hubungan kedua negara di tengah terpecahnya kebijakan politik pemerintah koalisi sayap kanan-kiri di Jerman, Selasa (21/6).

Partai Sosial Demokrat (SPD) pengusung Gabriel tampak bersikap lebih lunak ke pihak Rusia jika dibandingkan dengan partai konservatif pendukung Kanselir Angela Merkel. Harian Rheinische Post mengetahui rencana kunjungan Gabriel ke Rusia.

Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier, yang juga diusung SPD, memicu reaksi keras negara anggota Uni Eropa (UE) karena menyarankan Uni Eropa menghapus sanksi terhadap Rusia, mengingat negara itu menunjukkan kemajuan dalam melaksanakan perdamaian di Ukraina.

Steinmeier mengungkapkan kegiatan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Eropa Timur dapat memperburuk hubungan dengan Rusia. Ia mengingatkan langkah itu dapat memicu dan menyerukan tanda perang.

Gabriel pada Senin turut mendukung pernyataan Steinmeier, walaupun NATO dan pemerintah Amerika Serikat menentang ungkapan itu.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyatakan pada Senin, sanksi itu harus tetap dijatuhkan dan UE mesti menjalankan rencana NATO menunjukkan kekuasaanya di Eropa Timur demi menghadapi langkah agresif Rusia. Kunjungan terakhir Gabriel ke Moskow terjadi pada Oktober 2015, sementara Merkel terakhir ke ibu kota Rusia itu pada Mei 2015.

Ikuti Whatsapp Channel Republika