Selasa 21 Jun 2016 18:44 WIB

BNPB: Banjir dan Longsor Masih Ancam Jawa Tengah

Rep: c36/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas gabungan dari TNI, BASARNAS, Polri, relawan dan warga membawa kantong jenazah berisi korban tanah longsor di Caok, Loano, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (21/6).
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Petugas gabungan dari TNI, BASARNAS, Polri, relawan dan warga membawa kantong jenazah berisi korban tanah longsor di Caok, Loano, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (21/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat Provinsi Jawa Tengah tetap waspada dengan bencana banjir dan tanah longsor yang berpeluang kembali terjadi di kawasan tersebut. Kondisi musim kemarau basah dengan curah hujan tinggi diperkirakan dapat memicu kembali terjadinya banjir dan tanah longsor.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan wilayah Jawa Tengah memiliki topografi berbukit-bukit hingga kawasan daerah aliran sungai (DAS). Karenanya, bencana banjir dan tanah longsor masih rawan terjadi di Jawa Tengah. "Potensi banjir dan longsor masih tinggi, khususnya di daerah perbukitan, pegunungan dan kawasan dataran rendah di sekitar aliran sungai," ujar Sutopo, Selasa (21/6).

Pengaruh La Nina yang menguat pada Juli hingga September mendatang, lanjut dia, juga berimbas kepada curah hujan di Jawa Tengah. Meski demikian, pihaknya pun mengingatkan, potensi banjir dan tanah longsor umumnya tetap tinggi di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Terkait pencarian dan evakuasi korban bencana di 16 kabutapaten/kota wilayah Jawa Tengah, Sutopo mengatakan masih terus berlangsung sesuai kebutuhan. Hingga Selasa sore, sebanyak 17  korban bencana banjir dan tanah longsor belum ditemukan. Tujuh belas korban berasal dari Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kebumen.