REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO –- PT Lapindo Brantas Inc mengklaim tidak patahan maupun penurunan tanah di Desa Wunut, Sidoarjo. Hal itu berdasarkan hasil work over di sumur Wunut 19.
Vice President Corporate Communication Lapindo Brantas Inc Hesti Armiwulan mengatakan, dalam proses work over di sumur Wunut 19, Lapindo berhasil mengangkat packer 7 inci. Menurutnya, packer 7 inci yang berhimpitan dengan casing ini bisa diangkat dalam posisi utuh.
Fakta tersebut, kata Hesti, membuktikan kondisi di bawah permukaan Lapangan Wunut yang hanya berjarak 1,5 kilometer dari pusat semburan aman dari dampak semburan lumpur.
“Jika benar ada penurunan tanah apalagi patahan, pastilah Packer ini tidak akan bisa diangkat dalam proses work over. Ternyata, Packer-nya bukan hanya bisa diangkat, tetapi kondisi benar-benar sangat bagus. Ini menjadi bukti tidak ada penurunan tanah atau patahan,” kata Hesti di sela-sela acara buka bersama di kantor Lapindo Brantas Inc, Sidoarjo, Selasa (21/6).
Menurut Hesti, keberhasilan mengangkat Packer yang berukuran 7 inci ini, memperkuat bukti- bukti yang pernah disampaikan Lapindo Brantas pada Dewan Riset Daerah (DRD) Jatim tentang integritas atau keandalan casing pada sumur-sumur yang ada di Lapangan Wunut dan Tanggulangin. Sumur Wunut 19 ini sudah pernah di-work over pada tahun 2013, dan tahun ini dilakukan work over lagi.
“Hasilnya, Packer-nya bisa dicabut dengan aman, peralatan bisa menyentuh dasar sumur. Ini membuktikan kondisi casing di sumur-sumur itu tidak ada yang bengkok,” imbuh Hesti.
Data integritas casing itu, lanjutnya, membuktikan sumur-sumur gas Lapindo Brantas yang dibor pada kedalaman 3.000 kaki atau sekitar 1.000 meter tidak terimbas semburan lumpur panas.
Vice President Operations Lapindo Brantas Harsa Harjana menyatakan, dari total 21 sumur di Wunut dan 5 Sumur di Tanggulangin, termasuk 3 sumur yang ada di Desa Kedungbanteng, tidak ada yang terimbas semburan lumpur atau pun deformasi yang sering dibicarakan. “Hasil work over di tahun 2016 ini memperkuat bukti itu,” ujarnya.
Selama ini, lanjutnya, ada asumsi semburan lumpur telah mengakibatkan penurunan tanah. Menurutnya, alasan itu dipakai untuk mengatakan rencana pengeboran sumur pengembangan Tanggulangin 10 dan Tanggulangin 6 berbahaya.
“Kalau terimbas semburan lumpur panas, penurunan tanah apalagi patahan pasti casingnya akan bengkok dan kegiatan work over tidak bisa dilakukan. Namun, buktinya alat yang dimasukkan ke casing dengan ukuran 6 1/9 inci bisa masuk hingga ke dasar sumur,” ucapnya.