Selasa 21 Jun 2016 21:29 WIB

Sesepuh NU Beri Pesan ke Bos Perindo Hary Tanoe

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Teguh Firmansyah
Ketum DPP Perindo Hary Tanoesoedibjo.
Ketum DPP Perindo Hary Tanoesoedibjo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) bersilaturahmi ke tempat  sesepuh NU KH Maimoen Zubair yang akrab disapa Mbah Moen. Mbah Moen merupakan  pengasuh Ponpes Al-Anwar di Desa Karangmangu, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Dalam pertemuan itu, Mbah Moen mengatakan, masyarakat Indonesia harus dibangun. "Kalau bicara membangun selain ekonominya tapi juga masyarakatnya. Misalnya kembali kepada asas yang nasionalis menghargai semua," katanya, Selasa, (21/6).

Pada masa perjuangan dulu, kata dia, rakyat Indonesia bisa bersatu bergerak hingga menggapai kemerdekaan. Persatuan di Indonesia tetap dijaga. Selain itu keadilan harus tumbuh layaknya padi dan kapas dalam Pancasila.

Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo mengatakan, ia banyak mendapat pesan bijak dari Mbah Moen yang akan menjadi pegangan dalam perjuangannya. "Beliau berpesan, persatuan penting untuk Indonesia, bersatu membangun Indonesia tak membedakan suku, ras, agama. Ini jadi acuan kami melangkah ke depan."

Baca juga, Hary Tanoe: Partai Perindo Punya Tujuan Jelas.

Hary mengaku siap berjuang untuk membangun ekonomi bangsa. "Perjuangan membangun masyarakat harus menjadi pedoman Partai Perindo, saya yakin kalau tujuannya baik, tujuannya mulia, Tuhan pasti akan meridhoi karena kita bekerja bukan untuk kepentingan kita tapi untuk masyarakat."

Indonesia, lanjut Hary,  harus membangun masyarakat dengan konsep ekonomi kerakyatan. Masyarakat ekonomi lemah yang merupakan mayoritas di negeri ini, harus mendapat perlakuan khusus agar tumbuh menjadi kelompok produktif sehingga mereka membangun perekonomian bangsa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement