REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Sebanyak 114 jiwa warga Malalayang, Manado, mengungsi, karena menghindari gelombang pasang yang menghantam pemukiman di tepi pantai.
"Warga yang terpaksa mengungsi tersebut berasal dari 37 kepala keluarga dan untuk sementara menginap di belakang politeknik kesehatan Manado," kata Ketua Komisi D DPRD Manado, Apriano Saerang, usai mengunjungi korban di tempat mengungsi, Rabu Dinihari.
Saerang mengatakan, para korban tersebut mengungsi di kawasan politeknik kesehatan sampai cuaca membaik, dan tidak ada lagi gelombamg pasang seperti sekarang.
Dia mengatakan, akibat hantaman gelombang pasang dan angin kencang, pada Selasa subuh sampai sore, dua rumah rusak parah sehingga dan lainnya rusak ringan.
Dia menambahkan, para korban sudah mendapatkan bantuan dari pimpinan komisi D, dan juga dari pemerintah lewat dinas sosial dan badan penanggulangan bencana daerah Manado.
"Kita berharap semoga cuaca segera membaik, sehingga tidak akan ada lagi korban jiwa," katanya.
Kepala Dinas Sosial Manado, Frans Mawitjere, mengatakan bahwa pemerintah sudah memberikan bantuan darurat bencana kepada seluruh korban, yang berjumlah 114 jiwa itu.
"Kami sudah menyalurkan bantuan dan minta mereka tenang serta tetap berada di lokasi pengungsian, sampai keadaan benar-benar membaik, dan cuaca ekstrem berakhir," katanya.
Dia mengingatkan para korban untuk waspada dan tidak melakukan aktivitasnya sementara waktu sebagai nelayan, agar tidak menjadi korban sia-sia di laut, karena gelombang tinggi.