Rabu 22 Jun 2016 05:31 WIB

Kehadiran Imam Madinah Perkuat Syiar

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agung Sasongko
Masjid Agung Sunda Kelapa
Foto: Republika/Prayogi
Masjid Agung Sunda Kelapa

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kehadiran Imam Madinah seakan menjadi rutinitas bagi Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta. Bahkan kehadiran mereka bisa membuat pelaksanaan shalat tarawih di malam-malam terakhir menjadi penuh.

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Agung Sunda Kelapa, Aksa Mahmud, mengatakan kehadiran imam-imam Madinah turut membantu meramaikan pelaksanaan shalat tarawih di Sunda Kelapa. Pasalnya, imam-imam Madinah yang datang sering menjadi daya tarik tersendiri, dan membuat masyarakat datang untuk melaksanakan shalat di Sunda Kelapa.

"Walau kita laksanakan tarawih 20 rakaat, suasana masjid jadi selalu ramai, penuh," kata Aksa kepada Republika.co.id, Selasa (21/6).

Aksa mengungkapkan, pengurus sendiri pernah beberapa tahun lalu mengadakan pelaksanaan shalat tarawih, hanya dipimpin oleh imam-imam yang dimiliki Sunda Kelapa. Seperti yang diperkirakan, jamaah pun banyak menanyakan kekosongan imam-imam Madinah yang biasanya didatangkan, terutama untuk memimpin shalat tarawih di malam-malam terakhir Ramadhan.

Ia menjelaskan, kondisi masjid yang ramai dan penuh bukan cuma memiliki dampak yang baik bagi umat Muslim secara luas, melainkan untuk Sunda Kelapa itu sendiri. Menurut Aksa, itu bisa terlihat dengan jelas dari mampunya Sunda Kelapa memberikan ribuan hidangan gratis setiap hari, baik untuk berbuka puasa maupun sahur, yang tentu datang dari sedekah para jamaah.

Terkait itu, Aksa menyarankan kepengurusan setelahnya tetap mempertahankan tradisi mendatangkan imam-imam Madinah, untuk memipin shalat tarawih dan memberikan ceramah. Hal itu dikarenakan, permintaan datang dari jamaah langsung dan sudah seharusnya pengurus-pengurus masjid, memenuhi permintaan tersebut seats bentuk memakmurkan jamaah. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement