REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Anak-anak perlu belajar untuk senantiasa bersyukur sejak dini. Belum lama ini, Sabtu (11/6) Azka Empowering Center berkesempatan untuk memberikan training tentang salah satu teknik terapi psikologi islami tentang bersyukur kepada anak-anak SD Tunas Pertiwi. Teknik ini terdapat dalam buku Smart Empowerment Technique (SET) yang ditulis oleh Mohamad Soleh. Soleh berharap dengan training ini bisa menambahkan motivasi anak-anak untuk tetap bersemangat bersekolah meskipun dengan keterbatasan yang dimilikinya.
“Dengan mengajak anak-anak untuk belajar mensyukuri nikmat yang dimiliki kami berharap mereka akan menjadi pribadi yang lebih bahagia dan tidak mudah mengeluh. Menjadi lebih optimis dan antusias dalam menjalai kehidupan terutama saat di sekolah,” kata Soleh.
Pada sesi pertama salah satu tim Azka Empowering Center yang diwakili oleh Dimas Reza Narendra menyampaikan materi tentang pentingnya menyucapkan salam kepada sesama teman. Dia menyampaikan materi dengan teknik role play, dimana ada tiga orang anak yang bermain peran. Lalu mereka akan mengikuti alur cerita yang dibuat oleh sang trainer. Sehingga sambil bermain dalam drama singkat tersebut mereka juga bisa menangkap sebuah pesan yang terkandung yaitu tentang pentingnya mengucapkan salam.
Pada sesi kedua materi tentang beryukur yang disampaikan oleh Asrida Juliana. Dia menyampaikan materi dengan bercerita dan juga melakukan dua simulasi. Simulasi pertama yaitu dengan menutup kedua mata dan membayangkan betapa sulitnya jika berjalan dengan mata tertutup. Lalu simulasi kedua dengan mengambil selembar kertas menggunakan siku. Terlihat usaha yang cukup keras namun dilakukan dengan antusias oleh mereka.
Dua simulasi tersebut dimaksudkan untuk menyadari bahwa anak-anak harus menyukuri pemberian Allah atas fisik yang sempurna yang telah Allah berikan. Setelah itu beberapa anak secara bergantian menyampaikan keadaan yang bisa mereka syukuri pada hari itu. Dengan cara itu mereka akan mengingat-ingat dan menyadari ternyata banyak sekali hal sederhana yang bisa mereka syukuri. Diantaranya kemampuan untuk bisa bernafas, bejalan, mendengar, melihat dan belajar di sekolah.
Di sesi terakhir adalah games mencari teman yang dipandu oleh Muhammad Ikhwan Al-rasyid dan Qonita Azizah. Pada games ini mereka diperintahkan untuk mengikuti instruksi yang disampaikan oleh trainer. Jika diintruksikan untuk membentuk kelompok dengan jumlah anggota 5 orang maka secara cepat mereka akan langsung bergabung dengan teman-teman lainnya.
Tetapi ada juga yang tidak mendapatkan kelompok. Pada games ini pesan yang ingin disampaikan adalah anak-anak harus tetap bersyukur dalam kondisi apapun. Bersyukur ketika masih memiliki teman yang banyak maupun saat sendirian.