Rabu 22 Jun 2016 16:15 WIB

Tim Penyelamat Kesulitan Masuki Medan Evakuasi Longsor Jateng

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Ilham
Evakuasi korban tanah longsor di Caok, Loano, Purworejo, Jawa Tengah
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Evakuasi korban tanah longsor di Caok, Loano, Purworejo, Jawa Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim penyelamat masih kesulitan menjangkau medan longsor yang berada di Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Hingga Rabu (22/6), alat berat untuk evakuasi belum dapat masuk ke medan longsor di Kabupaten Kebumen.

Dihubungi Republika,co.id, Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang, Agus Haryono mengatakan, pihaknya menerjunkan empat tim untuk membantu proses evakuasi korban longsor di Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kebumen. "Kami kirimkan dua tim untuk masing-masing kabupaten. Operasi penanganan sudah dilakukan sejak Sabtu (18/6), lalu. Sampai saat ini, evakuasi yang kami lakukan sudah memasuki hari kelima," jelas Agus.

Evakuasi di Kabupaten Purworejo masih fokus dilakukan di Desa Caok dan Desa Donorati. Di Kabupaten Kebumen, pencarian korban fokus di satu titik, yakni Desa Sempor.

Agus menuturkan, hingga Rabu siang, masih ada sekitar tujuh korban longsor asal Purworejo yang belum ditemukan. Tercatat sudah ada 38 jenazah korban yang berhasil ditemukan dan teridentifikasi sebagai warga Desa Caok maupun Desa Donorati. Hampir semua jenazah ditemukan dalam kondisi utuh, namun kondisinya telah membusuk akibat tertimbun tanah selama beberapa hari.

Sementara itu, tujuh korban lain diperkirakan bukan penduduk asli dua desa. Menurut penuturan warga, mereka saat itu sedang melintas jalan desa. Ketujuh korban yang sedang berkendara itu tertimbun longsor besar setelah terhalang longsor kecil saat perjalanan.

Kondisi ini diakui Agus cukup menyulitkan pemetaan tim penyelamat. "Penyelamatan biasanya kami petakan berdasarkan permukiman. Untuk kondisi sekarang kami harus bekerja ekstra menentukan titik penyelamatan," kata dia.

Selain itu, Agus mengakui jika lokasi longsor sulit dijangkau oleh tim penyelamat. Kedua desa berada jauh dari jalan utama kabupaten. Topografi desa yang terletak di jalur Pegunungan Menoreh ini berupa bukit-bukit.

Karenanya, peralatan berat baru dapat masuk ke lokasi pada hari kedua evakuasi, Senin (20/6). Kondisi serupa juga terjadi di Desa Sompor. Berdasarkan laporan tim penyelamat, alat berat hingga Rabu siang belum dapat masuk ke lokasi evakuasi. "Akhirnya, tim penyelamat menggunakan metode pecah batu untuk memudahkan masuknya ekskavator. Kondisi lokasi berbukit-bukit dengan banyak batuan besar keras yang sulit dipindahkan," lanjut Agus.

Hingga Rabu, sebanyak tiga jenazah asal Desa Sempor telah berhasil dievakuasi. Tiga jenazah lain masih dalam pencarian tim penyelamat. Agus menegaskan, timnya dijadwalkan membantu hingga Jumat (24/6). Namun, jika diperlukan, tim SAR Jawa Tengah tetap melanjutkan pencarian sesuai kebutuhan.

"Kami pertimbangkan permintaan keluarga, masih adanya korban yang tertimbun dan kemungkinan menemukan korban yang masih hidup. Kondisi cuaca saat ini mulai cerah sehingga menbantu memaksimalkan pencarian kami," tambah Agus.

Banjir dan tanah longsor yang terjadi pada Sabtu pekan lalu melanda 16 kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan adanya kerugian mencapai ratusan miliar rupiah akibat bencana ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement