Rabu 22 Jun 2016 20:25 WIB

Pembuktian La Roja

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Fernan Rahadi
Eduardo Vargas dan Alxis Sanchez sukses mengantarkan Cile ke perempat final Copa America usai mengalahkan Panama dengan skor 4-2, Rabu (15/6).
Foto: reuters
Eduardo Vargas dan Alxis Sanchez sukses mengantarkan Cile ke perempat final Copa America usai mengalahkan Panama dengan skor 4-2, Rabu (15/6).

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Juara bertahan Cile sukses melenggang dari babak perempat final Copa America Centenario usai membantai Meksiko dengan skor tujuh gol tanpa balas. Mereka sudah ditunggu Kolombia di laga semifinal yang akan digelar di Stadium Soldier Field, Chicago, Kamis (23/6) pagi WIB.

Kemenangan telak yang diraih Cile memang terasa mengejutkan. Hal itu disebabkan Meksiko lebih difavoritkan karena pada fase grup mereka sukses menjadi juara grup dengan rekor tidak pernah kalah. Sementara La Roja yang berada di Grup D gagal menampilkan permainan terbaik dan hanya duduk di posisi kedua di bawah Argentina.

Selain faktor performa masing-masing kesebelasan di babak penyisihan, Meksiko juga dijagokan menang jika melihat catatan head to head keduanya. Dalam empat laga terakhir, Cile tidak  mampu mengalahkan Meksiko. Kemenangan terakhir La Roja bahkan dibukukan pada tahun 2011.

Namun, catatan buruk tersebut nyatanya tidak membuat Cile terbebani. Di atas lapangan, performa mereka terbilang meningkat sejak dikalahkan Argentina di laga perdana mereka di Grup D. Arturo Vidal dan sejawat pun tampil dengan formasi 4-3-3 yang selama babak penyisihan jarang mereka gunakan.

Pilihan pelatih Juan Antonio Pizzi untuk memainkan formasi tersebut terbukti benar. Penyerang Eduardo Vargas tampil trengginas di turnamen kali ini. Ia menjadi pemain paling disorot atas empat gol ke gawang Meksiko.

Penyerang klub Bundesliga, Hoffenheim, itu pun menorehkan sejarah sebagai orang pertama dalam 59 tahun yang menjebol gawang lawan sebanyak empat kali dalam satu laga Copa America. Pemain terakhir yang menorehkan catatan serupa adalah Evaristo de Macedo, penggawa asal Brasil, di tahun 1957.

Vargas saat ini menjadi top skorer sementara Copa America Centenario dengan enam gol. Ia berada di atas Lionel Messi yang baru mencatat empat gol.

Selain Vargas, peran Alexis Sanchez juga terbilang sangat vital bagi Cile. Bagaimana tidak, penyerang milik Arsenal ini kerap memberikan kontribusi pada setiap laga Cile. Baik Vargas maupun Sanchez diprediksi bakal sangat merepotkan lini belakang Kolombia yang bakal dikomandoi bek AC Milan, Cristian Zapata.

Sayang, pada laga semifinal nanti Cile tak akan diperkuat gelandang terbaiknya, Arturo Vidal, yang harus absen lantaran akumulasi pada laga-laga sebelumnya. Padahal, pemain Bayern Muenchen tersebut merupakan ruh bagi permainan 4-3-3 ala Pizzi.

Pemain berjuluk King Artur itu selalu menjadi pengalir serangan di lini tengah La Roja. Kekuatan tendangan jarak jauhnya juga tak jarang merobek jala gawang lawan. Absennya eks gelandang Juventus itu diprediksi akan dimanfaatkan armada Jose Pekerman.

"Tidak ada sosok yang mampu menggantikan peran vital Vidal di lini tengah kami (Cile). Tetapi saya memiliki banyak pilihan seperti Pablo Hernandez, Charles Aranguiz, Francisco Silva, atau mungkin Gary Medel yang bisa di geser ke depan (lini tengah)," terang Pizzi dilansir laman resmi MLS, Selasa (21/6).

Pelatih berusia 48 tahun itu menegaskan tekadnya untuk bisa kembali membawa Cile juara Copa America secara dua kali beruntun. "Saya sangat senang. Tidak mudah melakukan pekerjaan seperti ini, dan saya percaya kepada tim mereka mampu mengakhiri cerita dengan indah. Kami pasti bisa kalahkan Kolombia," tegas Pizzi.

Di sisi lain, Kolombia yang juga finis ditempat kedua Grup A pada laga perempat final berhasil mengalahkan Peru lewat drama adu penalti. James Rodriguez dan kolega mengusung ambisi besar untuk bisa meraih gelar Copa America tahun ini.

"Kami sangat ingin mengakhiri turnamen ini dengan kisah yang indah. Kemenangan di Copa jelas akan menjadi torehan sejarah bagi kami khususnya (Kolombia)," kata pemain Real Madrid tersebut dikutip dari AS Colombia.

Sang pelatih, Pekerman melayangkan optimisme jelang laga semifinal melawan Cile. Ia meminta para pemainnya tetap kompak di laga yang akan dimaikan di Chicago, Amerika Serikat, nanti.

"Cile bukanlah tim kejutan, mereka datang dan bermain dengan ambisi besar. Apalagi mereka berstatus sebagai juara bertahan. Namun apa yang dicapai tim ini (Kolombia-red) memiliki banyak kepantasan. Kami semua ingin menang. Sekarang, saya berharap kami bisa mencapai final ketiga (sepanjang sejarah Copa America)," tutur eks pelatih Argentina itu.

Sejatinya, Kolombia memiliki catatan positif jelang lawan Cile, dalam tiga laga penting yang mempertemukan mereka Los Cafeteros lebih unggul dari La Roja.

Lima Pertemuan Terakhir

13/11/15    Cile    1-1    Kolombia

12/10/13    Kolombia    3-3    Cile

12/09/12    Cile    1-3    Kolombia

30/03/11    Cile    2-0    Kolombia

11/10/09    Kolombia    2-4    Cile

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement