Kamis 23 Jun 2016 07:46 WIB

Anak Jalanan di Lubuklinggau Ditertibkan

Anak jalanan (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Anak jalanan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LUBUKLINGGAU -- Dinas Sosial Kota Lubuklinggau, Sumatra Selatan, bakal menertibkan anak jalanan, pengemis, dan pengamen yang menjamur di setiap persimpangan jalan strategis. Penertiban dilakukan karena mereka mengganggu kelanacaran lalu lintas dan aktivitas masyarakat.

Sekretaris Dinas Sosial Kota Lubuklinggau Indra Syafei di Lubuklinggau, Kamis, mengatakan selama bulan puasa, anak jalanan, pengemis, dan pengamen menjamur di wilayah itu, sedangkan pelakunya disinyalir datang dari daerah tetangga.

Ia mengatakan keberadaan anak jalanan dan peminta-minta lainnya itu, selain mengganggu kelancaran arus lalu lintas di jalan raya, juga rawan akan kecelakaan karena mereka membawa anak balita.

Aksi para peminta-minta itu akan ditertibkan sebelum ada kecelakaan dan menelan korban, apalagi anak-anak di bawah umur yang ikut peminta-minta itu tak menghiraukan kendaraan yang melaju setelah lampu hijau. Para pengamen, pengemis, dan anak jalanan itu sebagian besar "pemain lama". Mereka dari provinsi tetangga berdatangan ke Kota Lubuklinggau karena lokasinya strategis berada di Jalan Lintas Sumatra yang ramai setiap Ramadhan.

Untuk menekan jumlah anak jalanan dan pengemis, masyarakat diimbau bersedekah pada tempatnya. Hal itu, bukan pihaknya melarang masyarakat untuk bersedekah, karena dalam situasi bulan puasa banyak yang memanfaatkan untuk mengais rezeki.

Memberi sedekah kepada anak jalanan dan pengemis itu, katanya, tujuannya baik, akan tetapi hal itu akan merusak mental dan moral manusia karena mereka beranggapan lebih baik meminta-minta daripada bekerja keras.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement