REPUBLIKA.CO.ID, LUBUKLINGGAU -- Dinas Sosial Kota Lubuklinggau, Sumatra Selatan, bakal menertibkan anak jalanan, pengemis, dan pengamen yang menjamur di setiap persimpangan jalan strategis. Penertiban dilakukan karena mereka mengganggu kelanacaran lalu lintas dan aktivitas masyarakat.
Sekretaris Dinas Sosial Kota Lubuklinggau Indra Syafei di Lubuklinggau, Kamis, mengatakan selama bulan puasa, anak jalanan, pengemis, dan pengamen menjamur di wilayah itu, sedangkan pelakunya disinyalir datang dari daerah tetangga.
Ia mengatakan keberadaan anak jalanan dan peminta-minta lainnya itu, selain mengganggu kelancaran arus lalu lintas di jalan raya, juga rawan akan kecelakaan karena mereka membawa anak balita.
Aksi para peminta-minta itu akan ditertibkan sebelum ada kecelakaan dan menelan korban, apalagi anak-anak di bawah umur yang ikut peminta-minta itu tak menghiraukan kendaraan yang melaju setelah lampu hijau. Para pengamen, pengemis, dan anak jalanan itu sebagian besar "pemain lama". Mereka dari provinsi tetangga berdatangan ke Kota Lubuklinggau karena lokasinya strategis berada di Jalan Lintas Sumatra yang ramai setiap Ramadhan.
Untuk menekan jumlah anak jalanan dan pengemis, masyarakat diimbau bersedekah pada tempatnya. Hal itu, bukan pihaknya melarang masyarakat untuk bersedekah, karena dalam situasi bulan puasa banyak yang memanfaatkan untuk mengais rezeki.
Memberi sedekah kepada anak jalanan dan pengemis itu, katanya, tujuannya baik, akan tetapi hal itu akan merusak mental dan moral manusia karena mereka beranggapan lebih baik meminta-minta daripada bekerja keras.