Kamis 23 Jun 2016 12:01 WIB

Cina Mulai Tancapkan Hegemoni di Laut Cina Selatan

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Koarmabar TNI AL melakukan penangkapan terhadap Kapal Cina Han Tan Cou 19038 di Laut Natuna, Kepulauan Riau pada Jumat (17/6).
Foto: Kadispen TNI AL
Koarmabar TNI AL melakukan penangkapan terhadap Kapal Cina Han Tan Cou 19038 di Laut Natuna, Kepulauan Riau pada Jumat (17/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat hubungan internasional Hizkia Yosie Polimpung melihat Cina sudah mulai menancapkan hegemoninya di ASEAN, terutama di Laut Cina Selatan.

Menurut dia, Cina sudah memiliki strategi yang cukup kuat untuk memainkan peran di Laut Cina Selatan. Yosie mengatakan, Cina mulai menggunakan pendekatan bilateral ke beberapa negara ASEAN, seperti Laos, Kamboja, dan Brunei Darussalam. "Cina kayak nantang banget," katanya, Rabu (22/6).

Yosie melihat Cina dengan stabil menancapkan hegemoni geopolitiknya dengan pendekatan struktural ekonomi. Menurut Yosie, pendekatan bilateral menjadi salah satu cara Cina mempereteli kekuatan ASEAN.

Pendekatan bilateral ini, menurut Yosie, akan sangat berbahaya karena Cina tidak lagi melihat ASEAN sebagai kekuatan regional. Selain itu, fungsi ASEAN di bidang pertahanan pun menjadi tidak berjalan.

Yosie menambahkan, nota-nota protes Cina karena nelayannya ditangkap hanya sebuah gerakan kecil Cina. Yosie menuturkan, beberapa waktu lalu ia mendapat informasi pasukan Cina melakukan latihan perang di selatan Laut Jawa.

"Kalau menurut aturan, lewat ya lewat saja, tapi tidak latihan perang juga," katanya.

Baca juga, Menlu Minta Cina Hormati Kedaulatan Indonesia.

Keberanian Cina menunjukkan hegemoninya, menurut Yosie, disebabkan tidak ada gerakan dari Indonesia. Yosie menambahkan, persoalan Laut Cina Selatan akan terus berlarut-larut karena Indonesia menolak menyatakan diri sedang bersengketa. Sedangkan, Cina sudah memiliki strategi-strategi untuk memperkuat posisinya di kawasan ASEAN.

Belum lama ini, kapal TNI AL menangkap kapal berbendera Cina yang mencari ikan di perairan Natuna

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement