REPUBLIKA.CO.ID, Puasa tak jarang menimbulkan rasa kantuk berlebihan. Rasa kantuk merupakan hal wajar mengingat saat puasa waktu tidur cenderung larut malam dan harus bangun kembali untuk sahur.
Otomatis, kebutuhan tubuh untuk tidur menjadi berkurang dan dapat mengakibatkan sakit kepala serta menurunnya kadar gula darah. Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MBB menurutnya rasa kantuk saat puasa \terjadi akibat menurunnya kadar glukosa dalam darah, sehingga dapat mempengaruhi pasokan oksigen ke otak.
"Selain itu, perubahan pola makan juga mempengaruhi rasa kantuk tersebut apalagi jika waktu tidurnya kurang. Contohnya saja jika asupan zat besi berkurang, oksigen yang diserap tubuh juga berkurang sehingga rasa kantuk tersebut tidak bisa dihindari," ungkapnya.
Yang terpenting untuk mencegah rasa kantuk saat sedang berpuasa ini sebenarnya, hanya perlu memenuhi kebutuhan gizi pada saat sahur dan berbuka. Perbanyak konsumsi sayur dan buah, serta minum air 8-10 gelas per hari guna mencegah dehidrasi.
Diakui oleh Ari, dalam menahan rasa kantuk ini memang cukup berat terlebih ketika sakit kepala sudah menyerang. Meski mengantuk saat berpuasa adalah hal yang biasa dan lumrah, namun jika ini dibiarkan tanpa adanya tindakan tentu akan mengganggu dan menurunkan kualitas kinerja dan aktivitas.
"Diupayakan untuk selalu memenuhi konsumsi karbohidrat kompleks saat sahur dan berbuka. Sumbernya bisa didapatkan dari, nasi merah, oatmeal, roti gandum, ubi, jagung, atau singkong. Sebab, karbohidrat kompleks lebih lambat dipecah menjadi gula darah sehingga sangat penting untuk membantu mempertahankan metabolisme energi tubuh," tambahnya.
Apabila energi tubuh bisa disimpan lebih lama, tubuh akan selalu segar dan terhindar dari rasa kantuk berlebih. Karena, zat glukosa yang notabene merupakan sumber energi utama untuk otak, senantiasa selalu dialirkan oleh oksigen dan dapat terpenuhi dengan baik. Jika sudah terpenuhi, maka tubuh juga bisa terhindar dari sakit kepala saat berpuasa.