REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan kerugian akibat bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Purworejo mencapai Rp 15,73 miliar. Sedangkan kerugian akibat banjir dan tanah longsor di 16 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah mencapai ratusan miliar rupiah.
"Kerugian sebesar Rp 15,73 miliar rupiah ditaksir dari nilai infrastruktur dan rumah warga yang mengalami kerusakan. Berdasarkan pendataan hingga Kamis (23/6), ada 143 rumah warga yang rusak akibat bencana di Purworejo," ujar Sutopo di Jakarta, Kamis.
Adapun rincian rumah rusak terdiri dari 63 rumah yang rusak berat, 38 rumah rusak sedang dan 42 rumah rusak ringan. Akibat kerusakan itu, sebanyak 353 warga mengungsi di rumah kerabat setempat.
Berdasarkan pendataan BNPB, ada 42 korban jiwa akibat bencana banjir dan tanah longsor di Purworejo. Sebanyak 19 korban lain mederita luka-luka. Hingga Kamis sore, tim penyelamat gabungan masih mencari enam korban yang masih hilang tertimbun longsor.
Lebih lanjut Sutopo menjelaskan, sekitar 300 personil tim SAR gabungan dikerahkan untuk mencari enam korban hilang asal Kabupaten Purworejo dan tiga korban hilang lainnya di Kabupaten Kebumen.
Hingga Kamis sore, BNPB mencatat ada 56 korban meninggal akibat bencana banjir dan tanah longsor di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data BNPB, masih ada sembilan korban hilang, 22 orang menderita luka-luka dan 395 warga mengungsi di rumah kerabat, tetangga dan kantor desa setempat.
Banjir dan tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (18/6) akhir pekan lalu melanda 16 kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah. BNPB memperkirakan adanya kerugian mencapai ratusan miliar rupiah akibat bencana ini.