Kamis 23 Jun 2016 22:44 WIB

Indonesia Jadi Target Sindikat Narkotika Internasional

Rep: C39/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri menunjukan barang bukti sindikat narkotika jenis sabu Internasional dengan tersangka warga negara Taiwan dan Nigeria di Jakarta, Senin (18/4). (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Petugas Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri menunjukan barang bukti sindikat narkotika jenis sabu Internasional dengan tersangka warga negara Taiwan dan Nigeria di Jakarta, Senin (18/4). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia sebagai negara kepulauan disebut menjadi sasaran empuk sindikat narkotika internasional untuk menyelundupkan barang haram narkotika. Karenanya dibutuhkan kewaspadaan.

"Sebagai gambaran, kita perlu mewaspadai, bahwa negara kita sekarang telah dijadikan sebagai target market oleh sindikat internasional," kata Direktur Jendral Bea dan Cukai di Direktorat Jendral Bea dan Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (22/6).

Heru memaparkan, dari tahun 2013 sampai 2015 Bea Cukai, berkoordinasi dengan BNN dan polisi telah melakukan penindakan sebanyak 609 kali, dengan jumlah barang bukti 1,4 ton narkotika. "Ini tentunya bisa, dengan asumsi 1 gram sabu biasanya bisa menyelematkan lima, dua. Maka kita, (dengan 1,4 ton) bisa menyelamatkan 1,7 jiwa. Ini untuk tiga tahun yang kemarin," jelas dia.

Sementara, lanjut dia, dari awal tahun 2016 sampai dengan 23 Juni 2016, Bea Cukai sudah berhasil melakukan penindakan sebanyak 140 kasus, dengan barang bukti 342 kilogram atau setara dengan penyelamatan 1,7 juta jiwa penduduk Indonesia. "Dari perbandingan ini, kita bisa menyimpulkan bahwa tahun ini, jumlah hasil penindakan ini sudah satu setengah kali dari rata-rata yang tahun kemarin," ujar dia.

Heru menambahkan, daerah terbanyak yang menjadi tempat penyelundukan barang haram tersebut adalah di Batam. Sampai saat ini, kata dia, Kantor Bea Cukai di Batam sudah melakukan penindakan sebanyak 46 kali. "46 kali ini, kalau di bagi enam bulan ini, berarti sekitar tujuh sampai delapan penindakan dalam setiap bulannya," jelas dia.

Menurut dia, Batam menjadi target pasar sindikat jaringan internasional paling sering lantaran Batam mempunyai jalur penyelundukan narkotika yang lengkap. "Jadi di Batam saya kira variasinya lengkap, ada udara, ada laut, dan juga ada kargo," ucap dia.

Kemudian, lanjut dia, jumlah terbesar yang kedua yang paling sering menjadi tempat penyelundupan narkotika yaitu di Bandara Soekarno Hatta. Kata dia, telah terjadi sebanyak 32 kasus penindakan selama awal tahun sampai dengan 23 Juni 2016. "Dengan kalimat sederhana, bahwaTahun ini kita menindak dua kali lipat di banding tahun kemarin," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement