Sabtu 25 Jun 2016 00:01 WIB
Milad Habibie

Selamat Milad Ke-80, Habibie

Rep: Adysha CR/Muhammad Nursyamsi/ Red: Ilham
Presiden ke tiga Republik Indonesia, BJ Habibie saat konferensi pers Film Rudy Habibie, karya sutradara Hanung Bramantyo di Jakarta, Kamis (24/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Presiden ke tiga Republik Indonesia, BJ Habibie saat konferensi pers Film Rudy Habibie, karya sutradara Hanung Bramantyo di Jakarta, Kamis (24/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari ini, Sabtu (25/6), Bacharuddin Jusuf Habibie menggenapkan usianya yang ke-80 tahun. Bukan waktu yang singkat, namun panjang waktu dalam hidup presiden ketiga Republik Indonesia itu banyak memberikan pelajaran bagi negara dan generasi selanjutnya. 

Gina S Noer, penulis skenario Habibie & Ainun sekaligus penulis buku Rudy: Kisah Muda Sang Visioner, memiliki banyak cerita tentang ketokohan Habibie, khususnya hubungan indah antara Habibie dan sang istri, Hasri Ainun Besari. Dalam ungkapan panjang untuk milad ke-80 Habibie, Gina membagi cerita tentang lelaki yang dipanggilnya Eyang kepada Republika.co.id.

Saya belajar dari Eyang bahwa setiap orang harus punya integritas, harus punya keinginan terhadap sesuatu. Bagi saya yang mungkin akan terus saya pelajari dari Eyang adalah ketekunan.

Sosok almarhumah (Ainun) itu pelengkap bagi Eyang. Tidak ada kata lainnya. Yin untuk Yang-nya. Dua orang yang berbeda banget, tetapi ketika mereka punya visi yang sama buat Indonesia, mereka bisa klop banget. Klik banget.

Orang itu kan selalu butuh energi, butuh tempat di mana dia bisa merasa damai, nyaman, untuk ngumpulin energinya lagi. Orang sepintar Habibie, dipanggil lagi ke Indonesia, dan dia punya mimpi besar membuat industri pesawat, bukan sekadar pesawat di Indonesia, kemudian dilawan, ini-itu, masuk politik, dan sebagainya, tentu memiliki energi yang besar.

Bayangkan jika orang dengan energi sebesar itu, tapi enggak punya tempat, rumah, di mana dia bisa jadi dirinya sendiri. Nah, di situ Bu Ainun ada, untuk jadi hati nuraninya, untuk jadi pelindungnya, untuk kenyamanan (bagi Habibie).

Jadi ketika saya bilang melengkapi, itu bukan sekedar ‘oh you complete me’. Enggak semua pernikahan bisa ada di titik ini. Jika dilukiskan dalam satu kalimat sederhana, hubungan Habibie dan Ainun adalah cinta yang dibangun oleh kerja keras.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement