Jumat 24 Jun 2016 08:32 WIB

KAI Siapkan 38 Rangkaian Kereta Tambahan untuk Pemudik

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Karta Raharja Ucu
Kereta api (ilustrasi)
Kereta api (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan, KAI siap melayani pemudik saat masa operasi Lebaran 2016. Termasuk menyediakan kereta tambahan.

"Sebanyak 38 rangkaian (kereta tambahan), kita sediakan karena memang ada kereta baru yg kita pakai nanti dari INKA. Itu empat trainset eksekutif, tiga trainset untuk ekonomi," ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (23/6).

Ia memprediksi, penumpang kereta api saat Lebaran mencapai 5,38 juta orang atau naik lima persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 5,1 juta penumpang. Prediksi tersebut diambil berdasarkan jumlah tempat duduk yang dijual pada H-10 hingga H+10.

Hingga saat ini, jumlah tiket yang terjual pada H-10 hingga H+10 telah mencapai 90 persen, dengan paling banyak menuju Yogyakarta, Solo, Surabaya, dan Semarang. Soal tiket, ia memastikan tidak akan ada yang namanya calo, mengingat sistem yang diusung KAI sudah cukup baik dengan mengandalkan sistem pemesanan melalui daring, yang sudah bisa didapatkan tiga bulan sebelum keberangkatan.

"Kalau calo sih dugaan saya tidak pernah akan ada. Kita sudah antisipasi secara teknis ya, tidak bisa terjadi," ucap dia.

Mengenai keamanan, KAI telah berkoordinasi dengan Polri maupun TNI yang akan mengerahkan sebanyak 4.200 pasukan menjaga sekitar 320 titik-titik rawan bencana alam maupun rawan kriminal termasuk pelemparan batu atau benda-benda lain ke arah kereta. Ia mengatakan, hampir di setiap DAOP mempunyai titik yang patut diwaspadai. Namun, titik rawan bencana, lanjutnya, berada di wilayah selatan mengingat kondisi jalurnya yang cukup curam.

"Kalau curah huhan banyak, itu tanahnya bisa tergerus. Takutnya ada pergerusan," kata Edi.

Salah satu titik rawan, kata Edi, ada di terowongan Ijo, Kebumen, yang beberapa waktu lalu sempat terendam banjir. Namun, jalur tersebut sudah kembali normal. "Waktu itu banjir besar, terus airnya menggenang sampai di atas rel. Itu kereta enggak boleh jalan, karena kita enggak akan tahu apa yang akan terjadi sama keretanya kalau tetep jalan. Itu yang menyebabkan waktu itu ada tujuh kereta telat," ujar dia menjelaskan.

Dibandingkan tahun lalu, ia merasa persiapan yang dilakukan pada saat ini sudah lebih baik. Namun, ia mengkhawatirkan kondisi cuaca yang kerap berubah secara tiba-tiba.

"Saya harus banyak berdoa ini, cuacanya agak aneh untuk tahun ini. Sebentar panas sebentar hujan. Karena sekarang juga hujannya masih terus. Ini harus diantisipasi di titik-titik tertentu," ucap Edi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement