REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu angkat bicara terkait penawanan tujuh WNI oleh Abu Sayyaf. Ia menilai hal ini terjadi karena belum terlaksananya kerja sama dan latihan bersama antar negara di seputaran Laut Zulu.
Ryamizard menekankan sudah meminta pihak Filipina untuk bisa melakukan pengawalan dan jaminan keamanan bagi Indonesia. Kerja sama Indonesia dengan Filipina, kata dia, sangat penting. Mengingat pasokan listrik di Filipina Selatan memang dari Indonesia. Ryamizard mengatakan, mestinya Filipina juga aware dan melakukan jaminan keamanan.
"96 persen Filipina listrik dari kita, kalau kita enggak bantu dari mana mereka dapat listrik. Kalau enggak kawal lampu enggak bisa hidup, kawal dong. Kita jual dia beli untuk dia sendiri masa enggak mau," ujar Ryamizard di Kantornya, Jumat (24/6).
Ryamizard mengatakan, ke depan dirinya dan pihak Filipina akan segera merealisasikan Join Patrol yang akan diintensifkan agar kejadian serupa tak terjadi lagi. Ryamizard menilai kejadian ini tak akan terulang jika kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Filipina bisa berjalan baik.
Baca juga, Salah Bicara, Panglima TNI tak Mau Temui Wartawan.