REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) VI Yogyakarta mewaspadai sejumlah titik jalur KA yang rawan bencana baik banjir maupun longsor selama musim arus mudik dan balik lebaran 2016 ini. Sejumlah titik yang diindikasikan rawan bencana di jaga oleh petugas KAI.
Executive Vice President (EVP) PT KAI Daop VI Yogya Hendy Helmi mengatakan, pihaknya sudah memetakan beberapa lokasi yang diindikasikan rawaana bencana di Daop VI. "Semua sudah dipetakan dan memang butuh antisipasi," ujarnya di Stasiun Tugu Yogyakarta, Jumat (24/6).
Masa angkutan Lebaran 2016 KA dilakukan selama 24 hari mulai Kamis (24/6) kemarin hingga 17 Juli 2016 mendatang. Menurut Helmy, lintasan rawan bencana di Daop VI berada di wilayah Utara yaitu lintasan Solo-Gundi lantaran tekstur tanahnya rawan longsor. Namun material siaga sudah dipersiapkan, termasuk posko yang berjaga selama 24 jam di wilayah tersebut.
Selain itu, piihaknya juga mewaspadai perlintasan yang rawan terhadap aksi pelemparan batu. Terutama di lintasan Wates yang sudah beberapa kali terjadi aksi pelemparan oleh oknum. "Meski masih anak-anak, tetap kami tindak dengan mendatangkan orang tuanya," ujarnya.
Pada masa angkutan lebaran kali ini kata Helmy, total penumpang kereta yang diberangkatkan dari Daerah Operasi VI Yogyakarta diperkirakan naik sekitar 11 persen dibanding tahun sebelumnya. Penumpang angkutan Lebaran 2015 lalu mencapai 545.026 penumpang. Jumlah ini diperkirakan naik 604.517 penumpang di 2016.
Selama masa angkutan Lebaran 2016 ini, akan ada tambahan 16 set kereta tambahan lebaran ditambah 10 kereta tambahan dari Daerah Operasi lain yang melintas di Yogyakarta. Puncak angkutan penumpang dari Daop VI Yogyakarta pada lebaran tahun ini diperkirakan terjadi pada Ahad, 10 Juli 2016. Total penumpang puncak lebaran tersebut diperkirakan mencapa 34.114 penumpang.