Jumat 24 Jun 2016 20:38 WIB

Menikmati Pusat Perbelanjaan dan Kebun Binatang di Masjid Jin

Rep: Christiyaningsih/ Red: Ilham
Burung Kakaktua di Kebun Binatang Masjid Jin (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Burung Kakaktua di Kebun Binatang Masjid Jin (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pondok Pesantren (ponpes) Salafiyah Bihaaru Bahri 'Asali Fadlaailir Rahmah (Bi Ba'a Fadlrah) bisa dibilang sebagai pondok pesantren yang unik. Ponpes dan masjid yang terkenal dengan sebutan masjid tiban atau masjid jin ini dilengkapi fasilitas pusat perbelanjaan dan kebun binatang.

Komplek masjid dan ponpes megah setinggi sepuluh lantai ini terletak di Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Julukan masjid tiban disematkan pada masjid ini karena pembangunannya yang amat kilat seolah dibangun oleh jin.

Cerita gaib tersebut berhasil menyedot perhatian masyarakat untuk berkunjung. Jika akhir pekan tiba, jumlah pengunjung bisa membludak hingga sepuluh ribu orang.

Di komplek seluas 6,5 hektar ini pengunjung dapat menemukan pusat perbelanjaan dan kebun binatang. Pusat perbelanjaan terletak di lantai tujuh. Pusat perbelanjaan menyediakan berbagai kebutuhan mulai pakaian, alat masak, dan makanan ringan.

Kebun binatang terletak di lantai 3 dan 9. Monyet, ayam, rusa, burung kakatua, dan landak dipelihara adalah sederet satwa yang menjadi koleksi.

Manusia, hewan, dan tumbuhan hidup berdampingan dengan harmonis di ponpes ini. "Nyaris tidak ada kegiatan penebangan pohon di sini, yang ada hanya memindah pohon jika keberadaannya dirasa mengganggu," kata Gus Ipung, santri yang biasa menjadi pemandu. Harmoni ini sebagai perwujudan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Gus Ipung juga membantah kisah gaib yang santer beredar terkait pembangunan. Menurutnya pembangunan masjid memang tidak melibatkan masyarakat sekitar dan tidak menggunakan alat-alat berat.

"Wajar kalau masyarakat tidak tahu ada pembangunan masjid di balik pagar karena semua dikerjakan oleh santri," jelas pria yang akrab disapa Gus Ipung ini.

Ada lebih dari 500 desain ornamen bangunan yang dibuat sendiri oleh para santri. Alat berat pantang digunakan untuk memberi kesempatan kepada masyarakat yang ingin menyedekahkan tenaganya untuk membangun ponpes dan masjid.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement