Sabtu 25 Jun 2016 07:01 WIB

Kisah Mualaf Inggris dan Ramadhan Pertamanya

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andi Nur Aminah
Mualaf (ilustrasi).
Foto: Onislam.net
Mualaf (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,

LONDON -- David McDermot adalah seorang mualaf yang beru memeluk Islam tahun lalu. David memeluk Islam setelah bertemu dengan wanita Muslim yang kemudian ia nikahi.

"Teman-teman saya tidak bisa mengerti mengapa saya memeluk Islam, jadi bisa dibayangkan bagaimana mereka tidak mengerti mengapa saya berpuasa," kata David, seperti dilansir //Asian Image, Sabtu (25/6).

Itulah sepenggal pernyataan yang diungkapkan David, ketika ia tetap bergaul dengan teman-temannya walau tengah menjalani puasa Ramadhan pertamanya. Ia mengatakan, keputusannya memeluk Islam menuai banyak pertanyaan, yang kadang berulang dengan pertanyaan sama dan di hari yang sama. "Cukup menantang menjalani Ramadhan untuk pertama kalinya, tapi bermusuhan dengan semua skeptisme tidak membantu," ujar David.

David yang bermain untuk sebuah tim sepak bola, mengaku rutinitasnya justru membantu membuatnya tetap fit dan berenergi selama berpuasa. Padahal, rekan satu timnya meyakini David akan menjadi lemah lantaran tidak mengonsumsi makanan dan minuman, selama satu hari.

Saat ini, ia sedang berada dalam sebuah misi pribadi untuk membuktikan, puasa tidak akan menghalangi kemampuannya di lapangan. David merasa Ramadhan membuatnya termotivasi untuk memainkan permainan terbaik, serta berlatih keras untuk membuktikan kepada semua rekan satu timnya.

Bahkan, David mulai melakukan penelitian tentang pesepak bola Muslim yang terus bermain di ajang sepak bola besar, meski tengah berpuasa Ramadhan. Ia mencari tahu asupan yang akan menguntungkan tubuhnya dan tidak mengganggu rutinitas sepak bola yang dikerjakan. Salah satunya adalah untuk berhenti merokok.

"Saya ingin tetap fit dan terhindar dari dehidrasi, jadi saya membaca online (daring) tentang hal-hal terbaik untuk dimakan dan diminum selama Ramadhan," kata David.

Ia juga menuturkan bagaimana puasa Ramadhan membantu mengekang kebiasaan merokoknya, termasuk menciptakan kemauan besar untuk tidak merokok. Hebatnya, David mengatakan selama berpuasa ia tidak menginginkan rokok dan tidak ada dorongan sama sekali untuk merokok.

Berbeda dengan kebanyak orang, ia tidak merasa hari-hari pertama bulan suci Ramadhan merupakan puasa yang paling berat. Menurut David, pekan ketiga merupakan momen terberat untuk istiqamah menjalankan ibadah, termasuk hari-hari setelah bulan suci Ramadhan usai.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement