REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi melakukan pemeriksaan secara langsung persediaan vaksin di sejumlah Puskesmas sekitar Purwakarta, Jawa Barat, sebagai upaya pencegahan peredaran vaksin palsu.
Dalam melakukan pemeriksaan vaksin di sejumlah Puskesmas sekitar Purwakarta yang digelar pada Sabtu, bupati didampingi petugas dari Dinas Kesehatan setempat. "Saya sengaja mengecek langsung, karena tidak mau kecolongan seperti di daerah lain yang beredar vaksin palsu," katanya.
Setelah melakukan pemeriksaan dengan berkeliling ke sejumlah Puskesmas di sekitar Purwakarta, Dedi memastkan tidak ada vaksin palsu di daerahnya. Bupati mengimbau agar masyarakat tidak perlu cemas dengan kabar beredarnya vaksin palsu. Sebab di Purwakarta tidak ditemukan vaksin palsu.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Purwakarta, Deni Darmawan, juga memastikan kalau di Purwakarta tidak ada vaksin palsu. Menurut dia, vaksin di Puskesmas-Puskesmas sekitar Purwakarta tidak mungkin palsu. Karena proses pengadaan vaksin di daerahnya sudah jelas, yakni Dinas Kesehatan Purwakarta sudah terkoneksi dengan produsen vaksin yang memiliki kualifikasi yang cukup baik.
"Kami memiliki prosedur tetap yang jelas. Ada rencana pembelian obat, link nya langsung ke produsen bonafid di Indonesia. Tidak mungkin bodong. Tetapi jika ditemukan vaksin palsu, silakan laporkan saja," kata dia.
Sementara sebelumnya, praktik pemalsuan vaksin yang dijual ke sejumlah rumah sakit dibongkar polisi.
Polisi berhasil menggerebek para pelaku di pabrik mereka di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/6). Pabrik pembuatan vaksin palsu ini membuat "vaksin" campak, polio, hepatitis B, tetanus, dan BCG.
Di lokasi pabrik ditemukan tempat yang tidak steril dan penuh dengan obat berbahaya lainnya. Polisi juga menemukan alat pembuat vaksin, mulai dari botol ampul, bahan-bahan berupa larutan yang dibuat tersangka dan labelnya.