REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia saat ini dinilai sudah memasuki kondisi darurat narkoba karena Indonesia tidak hanya sekadar menjadi target narkoba, tetapi sudah menjadi salah satu negara produsen narkoba.
Wakil Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris prihatin atas jumlah pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Saat ini diperkirakan sekitar 5,9 juta orang atau 2,8 persen dari total penduduk Indonesia menjadi pengguna NAPZA. Dari 5,9 juta itu, diperkirakan 22 persennya adalah remaja.
"Narkoba sudah masuk ke semua lapisan masyarakat tak peduli latar belakang, masyarakat biasa, oknum aparat, bahkan oknum pejabat menjadi pengguna narkoba," ujar Fahira kepada Republika.co.id, Ahad (26/6).
Dia berharap Presiden Joko Widodo segera mempercepat pelaksanaan eksekusi gembong-gembong pengedar narkoba. Untuk para orang tua, Fahira berpesan carilah informasi sebanyak mungkin terkait narkoba sehingga bisa paham bagaimana cara mencegah barang haram tersebut merusak anak-anak.
"Intinya, keluarga perlu memiliki keterampilan agar dapat mencegah dan membentengi anak dari kemungkinan menjadi penyalahguna narkoba," kata dia.
Hubungan keluarga (orang tua dan anak) yang dekat, serta kepedulian orang tua terhadap anak, menjadi faktor yang mendukung ketahanan anak selama proses pertumbuhan anak sampai mereka menjadi dewasa.